Nursalam, Sosok Ketua RT Sukses Ubah Lorong Kumuh Jadi Lorong Wisata Hijau

TRIBUN-TIMUR.COM - Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar, tepatnya di Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, ada sebuah lorong kecil yang menyimpan cerita besar tentang perubahan.

Lorong itu terletak di wilayah RT 10/RW 07, dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat yang sederhana namun visioner, Nursalam Karsam.

Lahir di Bulukumba pada 16 April 1973, Nursalam dikenal sebagai pribadi yang peduli pada lingkungan dan aktif menggerakkan warganya untuk berbuat nyata bagi kampung halaman.

Pendidikan terakhirnya memang hanya sampai tingkat SMP, namun semangat dan visinya melampaui sekat formalitas akademik.

Sebagai seorang wiraswasta, ia terbiasa berpikir kreatif dan praktis.

Nilai-nilai itu pula yang ia bawa dalam mengelola lingkungannya sebagai Ketua RT.

Awalnya, lorong di wilayah RT 10 hanyalah sepetak lahan kosong yang tak terawat.

Dipenuhi semak belukar dan sering menjadi tempat pembuangan sampah liar. 

Tak ada yang memedulikannya. Bagi sebagian orang, tempat itu hanyalah ‘ruang mati’ yang tidak berguna, dan bahkan mengganggu.

Namun Nursalam melihatnya berbeda.

“Saya lihat tiap hari orang buang sampah di situ. Bau, kotor, jadi sarang nyamuk. Saya berpikir, kenapa kita tidak ubah saja tempat ini jadi ruang hijau? Tempat yang bisa ditanami, bisa dinikmati, dan bermanfaat buat semua warga,” ungkap Nursalam.

Dari ide sederhana itu, dimulailah gerakan kecil yang kini menjadi besar membangun Lorong Wisata Hijau Batua. 

Nursalam tak berjalan sendiri. 

Ia mengajak warga satu per satu, dari rumah ke rumah, untuk bergabung dalam gerakan hijau ini.

Dengan pendekatan kekeluargaan dan semangat gotong royong, pelan-pelan ia menggugah kesadaran masyarakat.