Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Makan Bergizi Gratis

SMPN 33 Makassar Bentuk Kepanitiaan Awasai Kualitas dan Kalayakan MBG 

Kepala SMPN 33 Makassar, Andi Rahayu Cante menyampaikan, program MBG di sekolahnya mulai berjalan pada Agustus lalu. 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Siti Aminah
MAKAN BERGIZI - Suasana santap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 33 Makassar, Jl Tamalate 8 Kelurahan Kassi-kassi Kecamatan Rappocini, Jumat (3/10/2025). Pihak SMPN 33 Makassar membentuk kepanitian guna menghindari keracunan MBG pada siswa. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Siswa SMPN 33 Makassar menikmati santapan Makan Bergizi Gratis (MBG), Jumat (3/10/2025) sekira pukul 09.00 wita. 

Siswa terlihat lahap menyantap menu yang disajikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Rappocini tersebut. 

Salah satu siswa yang disapa Ute' menyebut, program makan bergizi gratis membuatnya berhemat. 

Uang jajan yang diberikan orang tua ditabung karena sudah ada makanan yang tersedia di sekolah. 

Ute' dan teman-temannya mengakui tidak pernah ada masalah pada makanan yang ia konsumsi. 

"Enak, tidak pernahji basi," ucapnya. 

Menu makanan yang disajikan juga bervariatif sehingga tidak membosankan. 

Baca juga: Viral Murid SD Negeri Maricaya II Temukan Ulat di Sayur MBG

Hari ini, menu yang didapat ada ayam, tahu, sayur kacang panjang dan wortel, nasi, dan anggur. 

"Kemarin pakai telur, ikan juga pernah, beda-bedaji setiap hari," ujarnya. 

Kepala SMPN 33 Makassar, Andi Rahayu Cante menyampaikan, program MBG di sekolahnya mulai berjalan pada Agustus lalu. 

Sebanyak 843 siswa baik kelas VII, VIII dan IX menjadi penerima manfaat program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini. 

SMPN 33 Makassar membentuk panitia koordinator untuk masing-masing angkatan.

Tugas koordinator tersebut menghitung jumlah ompreng pada saat pengantaran dan penjemputan. 

Mereka juga mengecek menu-menu yang disajikan. 

Termasuk memastikan kualitas dan kalayakan konsumsi dari makanan tersebut. 

"Dalam satu tingkatan atau angkatan, ada 3 orang yang bertugas memastikan kelengkapan dan mengawasi kualitas makanan," ucap Rahayu Cante. 

Setelah memastikan makanan layak dikonsumsi, koordinator tersebut berkoordinasi dengan siswa untuk mengambil makanan. 

Lima orang siswa setiap kelas telah ditunjuk membagikan makanan tersebut kepada teman-temannya. 

"Jam 9 itu sudah dibagikan ke kelas dan siap dimakan saat jam istirahat pertama," kata Rahayu. 

Beruntung kata Rahayu, ia tak pernah mendapat keluhan siswa soal MBG

Rata-rata mengaku puas, bahkan orang tua juga mengaku hemat pengeluaran uang jajan untuk anaknya. 

"Kamu selalu tanya anak-anak, tiap hari bervariasi menunya, kemarin telur, kemarin minum susu juga, mereka senang," tuturnya

"Saya juga kadang ditanya orang tua, katanya waktu sebelum MBG uang jajan anaknya Rp15 ribu sampai Rp20 ribu, tapi sejak ada MBG sisa Rp5 ribu karena sudah kenyang," sambungnya. 

MBG kata Rahayu bukan soal sedikit banyaknya isi per porsi, tetapi itu disesuaikan dengan takaran gizi atau kandungan dari makanan tersebut. 

Sementara untuk sampah sisa makanan dan kulit buah disimpan kembali di ompreng untuk mengurangiproduksi di sekolah. 

Selain itu, sekolah juga harus memastikan jumlah ompreng sesuai saat pengantaran dan penjemputan. 

Sekolah akan dikenai biaya Rp80 ribu per ompreng jika terjadi kehilangan. (*) 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved