Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun RT RW

RT RW Garda Terdepan Urban Farming, Siap Sukseskan Pertanian Kota dan Pengelolaan Sampah

Program ini telah mulai diterapkan di sejumlah titik kota dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk ketua RT/RW.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin meresmikan program urban farming di Kelompok Wanita Tani (KWT) Talas Jl Sunu tepat di Kompleks Unhas Barayya, Minggu (3/8/2025).  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar terus mendorong program urban farming atau pertanian perkotaan sebagai solusi ketahanan pangan sekaligus pengelolaan sampah

Program ini telah mulai diterapkan di sejumlah titik kota dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk ketua RT/RW.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan urban farming bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata kota.

“Saya minta setiap kecamatan bisa menghadirkan contoh nyata. Ketika orang berkunjung ke Makassar, ada hal yang bisa kita tunjukkan. Urban farming bisa jadi destinasi edukasi,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Urban Farming di Balai Kota Makassar, Kamis (18/9). 

Program ini juga dirancang untuk menjawab persoalan klasik Kota Makassar, sampah

Munafri menekankan pentingnya pengelolaan sampah organik yang dimulai dari tingkat RT. 

Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menyiapkan lubang biopori dan fasilitas TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai bagian dari siklus pengolahan sampah.

“Semua wilayah minimal harus punya lubang pembuangan organik. Saya ingin program ini menyentuh langsung ke RT. Kita kelola sampah ini bersama,” tegas Munafri.

Ia juga menyebutkan ke depan, akan diterapkan regulasi yang mewajibkan setiap perumahan memiliki setidaknya dua lubang biopori. 

Hal ini untuk meminimalkan kebiasaan membuang sampah sembarangan dan mendekatkan tempat pengolahan sampah ke lingkungan warga.

“Kalau ini berjalan baik, dalam lima bulan masyarakat sudah bisa panen kompos sendiri. Dan itu sangat berguna,” tambahnya.

Urban farming juga diproyeksikan sebagai salah satu penilaian penting dalam ajang Adipura. 

Karena itu, sinkronisasi antarprogram menjadi krusial agar upaya ini tak berjalan sendiri-sendiri.

“Program ini menyangkut lingkungan dan harus dikelola bersama. Semua pihak harus paham tugas dan tanggung jawabnya. Kalau hanya satu dua pihak yang jalan, hasilnya tidak maksimal,” jelas Munafri.

Pemkot juga ingin mendorong agar konsep urban farming tidak dipersempit hanya pada budidaya sayur dan cabai. 

Menurut Munafri, Makassar masih membutuhkan tanaman hias dan bunga dalam jumlah besar, termasuk untuk keperluan seperti ziarah dan kegiatan adat.

“Jangan pikir urban farming itu hanya sayur. Tanaman hias dan bunga juga penting, dan itu bisa dikembangkan di skala rumah tangga,” ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi dan dorongan partisipasi, Pemkot Makassar berencana menggelar lomba RT/RW dan kelurahan terbaik dalam pelaksanaan urban farming.

“Saya ingin, dalam setahun ke depan, Makassar punya citra baru, kota yang mampu mengendalikan inflasi dengan kekuatan komunitasnya sendiri. Ini gerakan komunal, tapi dampaknya luar biasa,” pungkasnya. 

Fadly Padi Ikut Apresiasi 

DUKUNGAN terhadap program ini juga datang dari Tim Ahli Pemerintah Kota Makassar. Andi Fadly Arifuddin atau yang akrab disapa Fadly Padi.

Fadly mengungkapkan selama enam bulan terakhir, ia bersama tim telah mengumpulkan pegiat lingkungan dari berbagai sektor, mulai dari pertanian, perikanan, hingga pengolahan sampah dan ekonomi lokal.

Para ‘pahlawan lingkungan’ ini, menurut Fadly, siap menjadi mitra pemerintah tanpa meminta anggaran.

“Kami sudah kumpulkan orang-orang yang peduli lingkungan. Mereka siap membantu, bahkan tanpa bicara anggaran. Karena ini soal masa depan kota,” ujarnya.

Fadly menekankan keberhasilan program ini tidak cukup hanya dari pemerintah, melainkan memerlukan kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan langsung masyarakat. 

Sebab, tantangan utama yang dihadapi adalah dampak sosial dan lingkungan, terutama soal sampah dan ketahanan pangan.

“Tim kami siap mendampingi. Kami akan bekerja sama dengan camat, lurah, SKPD, hingga warga. Kuncinya membangun kesadaran dan kepercayaan masyarakat,” tutup Fadly.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved