Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

FGD FISIP Unismuh: Data Akurat Kunci Bangun Makassar Tangguh Hadapi Perubahan Iklim

Diskusi mengusung tema "Integrasi Big Data Kebencanaan dalam Kebijakan Mitigasi Perubahan Iklim di Kota Makassar"

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
FGD - Dekan FISIP Unismuh Makassar Dr Andi Luhur Prianto bersama narasumber dan peserta FGD di Ruang Rapat Sipakalebbi, Balai Kota Makassar, Kamis (18/9/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sidrap menggelar Focus Group Discussion (FGD).

Diskusi mengusung tema "Integrasi Big Data Kebencanaan dalam Kebijakan Mitigasi Perubahan Iklim di Kota Makassar".

Acara berlangsung di Ruang Rapat Sipakalebbi, Balai Kota Makassar, Kamis (18/9/2025).

Sejumlah narasumber kunci: Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kota Makassar Dody Agriyanto, Sekretaris Bappeda Kota Makassar Muh Fuad Arfandi, serta perwakilan BPBD Makassar.

FGD dipandu langsung oleh Dekan FISIP Unismuh, Dr. Andi Luhur Prianto.

Moderator FGD, Andi Luhur Prianto, menegaskan tujuan utama kegiatan ini adalah merumuskan model tata kebencanaan berbasis mitigasi perubahan iklim.

“FGD kita hari ini untuk merumuskan model tata kebencanaan mitigasi perubahan iklim. Diskusi kita ini jadi pengumpulan data penelitian kami dalam konteks integrasi data,” kata Luhur.

Ia menekankan pentingnya produk riset yang bisa langsung digunakan oleh organisasi perangkat daerah.

“Kadang ada problem konsolidasi data, biasa ada misleading. Kita harap produksi pengetahuan bisa memastikan produk riset digunakan dalam kebijakan organisasi leading sektor,” tambahnya.

Brida Siap Satukan Riset

Peneliti Brida Kota Makassar, Dody Agriyanto, memaparkan peran penting kelembagaan baru tersebut dalam mendukung mitigasi iklim.

“Makassar kota pertama dapat izin bentuk Brida karena sudah terpisah dari Bappeda. Kemarin akhirnya kepala Brida sudah dilantik secara definitif,” ujarnya.

Dody menilai sektor energi dan sampah masih menjadi penyumbang utama emisi di Makassar.

“Prioritas intervensi kita adalah energi dan pengelolaan sampah. Kita alami rutin tiap tahun banjir, perubahan tata guna lahan, air laut naik. Ini faktor sangat rentan terjadi di Makassar,” jelasnya.

Ia menambahkan, data harus menjadi dasar kebijakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved