Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Demo UNM

Demo Mahasiswa UNM Tuntut Copot Rektor Prof Karta Jayadi Macetkan Jl AP Pettarani

Mahasiswa menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli UNM (AMP-UNM), juga membentangkan spanduk bertuliskan "Copot Rektor UNM".

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
DEMO UNM - Suasana aksi unjuk rasa mahasiswa UNM depan kampus mereka menuntut Rektor dicopot, Jl AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Rabu (17/9/2025) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jl AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Rabu (17/9/2025) sore.

Demo menyoroti dugaan pelecehan seksual di dalam kampus itu, diwarnai aksi bakar ban dan menghadang truk kontainer.

Akibatnya, ruas Jl AP Pettarani dari arah Fly Over maupun arah pertigaan Jl Sultan Alauddin, diwarnai kemacetan.

Selain itu, mahasiswa menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli UNM (AMP-UNM), juga membentangkan spanduk bertuliskan "Copot Rektor UNM"

"Kita tidak boleh membiarkan pelecehan terjadi di dalam kampus," ucap salah satu orator.

Ada empat poin tuntutan yang dituangkan dalam pernyataan sikap mereka:

  • Mengecam keras tindakan pelecehan seksual yang melibatkan rektor unm sebagai penghianatan terhadap nilai-nilai moral, etika akademik, dan martabat dunia pendidikan.
  • Menuntut Kemendiktisaintek segera menonaktifkan sementara rektor U dari jabatannya, demi menjamin independensi proses hukum dan menjaga marwah universitas.
  • Mendesak Polda Sulsel untuk mengusut tuntas kasus dugaan pelecehan seksual di UNM secera objektif, transparan, dan akuntabel, serta memberikan perlindungan penuh bagi korban.
  • Mengajak seluruh sivitas akademika UNM, khususnya mahasiswa dan pengurus lembaga kemahasiswaan untuk bersatu bersikap kritis, tidak diam, dan mengawal kasus ini hingga tuntas.

Aksi serupa berlangsung di lokasi yang sama, pada Senin (15/9/2025).

Unjuk rasa itu, diwarnai aksi bakar ban dan pemalangan truk kontainer di badan jalan.\

Baca juga: Rektor UNM Prof Karta Jayadi Diperiksa 3 Jam di Polda Sulsel terkait Kasus Pelecehan Seksual

UNM - Rektor UNM Prof Karta Jayadi. Rektor UNM menghadapi dua kasus sejak dilantik menjabat Rektor UNM.
UNM - Rektor UNM Prof Karta Jayadi. Rektor UNM menghadapi dua kasus sejak dilantik menjabat Rektor UNM. (Ist)

Mahasiswa tampak membentangkan spanduk bertuliskan," Copot Rektor, Polda Jangan Masuk Angin".

Akibat unjuk rasa itu, arus lalu lintas dari arah Fly Over ke arah Pertigaan Jl Sultan Alauddin, sedikit melambat.

Pasalnya, separuh badan jalan dikuasai pendemo yang menjadikan truk panggung orasi.

Demo mahasiswa itu, terkait dengan isu dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkup kampus.

Di mana, Rektor UNM Prof Karta Jayadi dilaporkan ke Polda Sulsel atas dugaan pelecehan itu oleh dosen inisial QDB.

Sang Rektor juga melaporkan QDB atas dugaan pencemaran nama baik.

Adapun mahasiswa yang berdemo, menamakan diri Aliansi Mahasiswa Olahraga dan Kesehatan.

"Tuntutan yang paling utama kami adalah mendesak senat UNM untuk memberikan surat rekomendasi terkait pemberhentian Rektor UNM," kata Kordinator Lapangan (Korlap) Dwiki (22).

"Karena diduga terlibat dan terindikasi kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus," sambungnya.

Dwiki mengaku, berani menyuarakan hal itu karena baru mendapatkan data valid.

"Perlu kita ketahui, kasus ini sudah lama bergulir, kenapa teman-teman hari ini baru turun? Karena melakukan pengkajian terlebih dahulu," terang Dwiki.

"Kami hari ini turun aksi karena menurut kami data yang kami bawa sudah valid," lanjutnya.

Dwiki membeberkan, pada Selasa besok, sang Rektor kembali diperiksa di Polda Sulsel.

"Namun posisi Rektor hari ini berada di Jakarta. Itu yang jadi pertanyaan besar, jangan sampai ada permainan di belakang," sebutnya.

Selain itu, ia mengaku, aspirasi yang disuarakan tidak hanya menyoal terkait Prof Karta Jayadi yang dilaporkan dugaan pelecehan.

Dwiki mengaku, demo yang dilakukan sebagai bentuk aspirasi agar UNM terbebas dari isu pelecehan seksual yang mencoreng nama baik kampus.

"Sebenarnya tuntutan ini, kami menggeneralkan secara umum bahwa kami menolak pelecehan seksual terjadi di lingkup UNM. Siapapun pelakunya, tetapi yang mencuat namanya hari ini itu pimpinan UNM," sebutnya.

Terpisah Prof Karta Jayadi yang diminta komentar, menanggapi santai demo tersebut.

Menurutnya, dalam dunia demokrasi, penyampaian pendapat adalah hal lumrah.

"Dalam demokrasi setiap warga berhak menyampaikan permintaan," singkatnya.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved