Sawit Jadi Harapan Baru Petani Wajo Pasca Kakao Meredup

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ambo Asse (40), masyarakat Desa Awota Kecamatan Keera Kabupaten Wajo ingin mencoba peruntungan baru di sektor persawitan. 

Ambo Asse melirik budidaya sawit mengingat perkebunan kakao yang dilakoninya tak lagi menjanjikan. 

Kakao tak lagi mampu menopang kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat petani dan pekebun. 

Hal ini disampaikan Ambo Asse saat menghadiri Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit di Hotel Aryaduta Jl Penghibur, Selasa (16/9/2025). 

Kata Ambo Asse, rata-rata masyarakat Desa Awota memiliki lahan 50 are hingga 2 hektare. 

Budidaya kakao tak lagi bisa diandalkan di lahan-lahan tersebut.

Tantangan penyakit tanaman yang tak hentinya merusak ekosistem menjadi kendala besar. 

Hanya sekitar 20 persen petani kakao yang masih bertahan dengan penghasilan cukup di Desa tersebut. 

"Disana petani kakao sekitar 20 persen masih ada penghasilan, sekarang banyak tidak dipelihara karna kalau mau lihat segi ekonomi tidak lagi bisa menopang untuk kehidupan sehari-hari," ucap Ambo Asse. 

Ambo Asse sendiri memilki lahan 1 hektare 25 are.  

Lahan tersebut selama ini ditanami kakao untuk menghidupi istri dan dua anaknya. 

Namun perkebunan tersebut tak lagi bisa menjamin, budidaya sawit diharapkan membawa peluang baik untuk Ambo Asse dan masyarakat Desa Awota. 

Untuk itu, ia mencoba menggali banyak ilmu dan pengetahuan tentang persawitan dalam pelatihan ini. 

Sepulang dari pelatihan ini, ia akan mentransfer pengetahuannya kepada masyarakat di desanya. 

Kata Ambo Asse, sebaik-baiknya ilmu, adalah pengetahuan yang bisa dibagi kepada banyak orang.