Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siapa Dalang Kerusuhan 298

Imran Hanafi Sebut Ada Pihak yang Mendesain di Balik Demo Berujung Ricuh

Melainkan ada pihak-pihak tertentu yang mendesain, sehingga demonstrasi berujung pada kericuhan.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
FORUM DOSEN - Mantan Atase Pendidikan Republik Indonesia di Canberra Australia, Imran Hanafi jadi pembicara dalam Dialog Forum Dosen di Kantor Tribun Timur, Jalan Cendrawasih No 430, Makassar, Rabu (3/9/2025). Imran Hanafi menilai kericuhan yang terjadi dalam aksi demonstrasi belakangan ini bukan sekadar gerakan spontan mahasiswa 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mantan Atase Pendidikan Republik Indonesia di Canberra Australia, Imran Hanafi, menilai kericuhan yang terjadi dalam aksi demonstrasi belakangan ini bukan sekadar gerakan spontan mahasiswa.

Melainkan ada pihak-pihak tertentu yang mendesain, sehingga demonstrasi berujung pada kericuhan.

Imran, menceritakan berkaca dari sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia, peristiwa kali ini terlihat berbeda. 

Ia menyebutkan, sejak pergerakan 1966, 1971, 1974, hingga reformasi 1998, tidak ada aksi yang semasif dan sedramatis seperti saat ini.

Terutama dengan adanya pembakaran fasilitas umum.

“Bahkan yang dianggap besar 98, itu tidak seperti saat ini. Sasaran yang dilakukan dengan melakukan pembakaran. Pertanyaan ada apa,” kata Imran, dalam Dialog Forum Dosen di Kantor Tribun Timur, Jalan Cendrawasih No 430, Makassar, Rabu (3/9/2025).

Dialog dengan tema Pemulihan Bangsa itu juga disiarkan secara langsung melalui YouTube Tribun Timur.

Dialog dipandu koordinator Forum Dosen Tribun Timur, Adi Suryadi Culla dan menghadirkan berbagai narasumber.

Seperti Prof Arismunandar, Prof Muin Fahmal, Prof Hamid Paddu, Prof Amran Razak, Prof Qashim Mathar, Prof A Pangerang Moenta, Prof Tahir Kasnawi, Prof Mustari Mustafa, Dr Hasrullah, dan Imran Hanafi.

Imran menjelaskan, mahasiswa pada dasarnya hanya bertindak sebagai perwakilan masyarakat. 

Namun dalam peristiwa belakangan ini, ia melihat ada pihak-pihak lain yang ikut bermain. 

“Kalau kita melihat sejarah pergerakan sebelumnya, tidak pernah berdiri sendiri. Pemain bukan hanya mahasiswa, sangat banyak pemain,” katanya.

Ia menambahkan, perkembangan media sosial turut membuat situasi semakin rumit. 

Ajakan demonstrasi beredar luas, tetapi ‘dalang’ penggeraknya tidak terlihat jelas. 

“Sekarang ini seolah complicated. Mahasiswa tidak tahu yang mana harus dijadikan pegangan. Ajakan banyak, tapi yang mengajak tidak kelihatan siapa,” jelas Imran.

Imran juga menyoroti aksi penjarahan yang marak dilakukan di berbagai daerah.

Menurutnya hal itu sangat tidak pantas dilakukan.

“(Yang melakukan penjarahan) apa bedanya dengan orang berdasi melakukan korupsi,” kata Imran.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved