Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kapolrestabes Makassar: Kami Ada di Pos Lantas yang Dibakar, Dilempari Bom Molotov

Pasalnya, sebelum peristiwa itu terjadi, memang tidak terlihat adanya polisi berseragam dinas mengawal jalannya demo.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
MAKASSAR - Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana ditemui di sela pemantauan demo di kawasan Fly Over, Makassar, Senin (1/9/2025) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Keberadaan polisi saat kerusuhan berakibat terbakarnya dua Gedung DPRD di Kota Makassar, pada Jumat-Sabtu (29-30), ramai dipertanyakan.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana menanggapi keberadaan polisi saat kejadian.

Pasalnya, sebelum peristiwa itu terjadi, memang tidak terlihat adanya polisi berseragam dinas mengawal jalannya demo.

Baik demo di depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl AP Pettarani, maupun depan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Jl Urip Sumoharjo.

Dua gedung terbakar akibat pergerakan kelompok massa yang tak diketahui, masing-masing DPRD Kota Makassar dan DPRD Provinsi Sulsel.

Bahkan, kebakaran kantor DPRD Kota Makassar, mengakibatkan tiga nyawa melayang.

Ketiganya, staf Humas DPRD Kota Makassar Muh Akbar Basri (26), Staf Fraksi PDIP DPRD Kota Makassar Sarinawati (25) dan Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Saiful Akbar (46).

Ketiganya meninggal dunia dalam tragedi pembakaran gedung wakil rakyat tingkat dua itu.

Alumnus Akpol 1998 ini mengklaim, ia dan anggotanya ada.

"Polisi ada, kami ada di tempat di pos lantas yang dibakar, yang dilempari bom molotov, Kami ada di situ," kata Arya ditemui di sela pemantauan demo di kawasan Fly Over, Makassar, Senin (1/9/2025) sore.

Arya mengaku, sebelum peristiwa pembakaran di gedung DPRD Kota Makassar terjadi, anggotanya berada di lokasi.

Hanya saja, jumlah massa yang tak terkendali kata dia, hingga tidak memungkinkan anggotanya menghalau.

"Dan sebelumnya di DPRD pun sebenarnya ada anggota PAM (pengamanan). Hanya karena memang masa yang cukup banyak dan peralatan kami tidak memadai, Sehingga kami memutuskan untuk memantau dari jauh pergerakannya," ucapnya.

Orang nomor satu di Polrestabes Makassar ini juga mengaku, sebelum bergerak, ia telah berkoordinasi dengan TNI.

"Tapi memang pada saat itu, situasi masa yang begitu padat, tidak memungkinkan TNI juga damkar untuk datang secara cepat," terang Arya 

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved