Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dulu Lahir dan Besar di Sulsel, Pria 66 Tahun Itu Pulang Kampung sebagai Menteri

Nasaruddin Umar dulu menempuh pendidikan di Bone, kini pulang sebagai Menteri Agama

Editor: Ari Maryadi
Andi Bunayya Nandini/Tribun-Luwu.com
KEDATUAN LUWU - Kedatuan Luwu beri gelar adat kepada Menteri Agama, Nasaruddin Umar di Istana Kedatuan Luwu, Jumat (3/10/2025). Gelar adat yang diberikan adalah To Makkadangnge ri Labutikka. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar pulang kampung.

Pria kelahiran Bone 23 Juni 1959 itu datang menghadiri undangan Kedatuan Luwu.

Nasaruddin Umar dulu menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi di Kabupaten Bone Sulsel.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Ujung, Bone pada 1970 lalu Pesantren As'adiyah Sengkang pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah pada 1971, Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 Tahun pada 1974, dan PGA 6 Tahun pada 1976.

Ia meraih gelar Sarjana Muda pada 1980 dan Sarjana Lengkap pada 1984, kedua-duanya dari IAIN Ujung Pandang.

Pada 2024 lalu, Prabowo mempercayakan Nasaruddin Umar jadi Menteri Agama.

Kini Nasaruddin Umar pulang kampung.

Ia menerima gelar adat dari Kedatuan Luwu.

Penganugerahan berlangsung di Istana Kedatuan Luwu, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Jumat (3/10/2025).

Pantauan Tribun-Timur.com, Nasaruddin Umar hadir mengenakan pakaian adat berwarna hijau. 

Ia didampingi 17 rektor universitas Islam se-Indonesia, termasuk Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo, Abbas Langaji.

Acara penganugerahan turut dihadiri Wali Kota Palopo, Naili, serta Bupati Luwu, Patahudding.

Gelar adat yang diberikan kepada Nasaruddin Umar adalah To Makkadangnge ri Labutikka, yang berarti “yang berpegang teguh pada kiblat.”

“‘To Makkadange ri Labutikka’ artinya orang yang teguh berpegang pada kiblat,” kata Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja, usai prosesi penganugerahan.

Menurut Andi Syaifuddin, Kedatuan Luwu telah beberapa kali menganugerahkan gelar adat kepada tokoh-tokoh nasional, termasuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri.

“Sudah sering kami berikan gelar adat, termasuk kepada Presiden SBY dan Ibu Megawati,” ujarnya.

Selain menerima gelar adat, Nasaruddin Umar juga mendapat keris dan pin Kedatuan sebagai simbol kehormatan.

Pihak kedatuan berharap, Menteri Agama bisa mengganti nama UIN Palopo menjadi UIN La Pattiware.

“Harapan kita UIN Palopo bisa diganti menjadi UIN La Pattiware. Karena La Pattiware adalah orang pertama yang membawa Islam ke Tana Luwu,” jelasnya.

Usai menerima gelar tersebut, Nasaruddin Umar menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak Kedatuan Luwu.

“Izinkan saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas penganugerahan gelar ini,” ucapnya.

Ia mengibaratkan gelar adat tersebut sebagai pengingat agar hidup tetap berjalan sesuai harapan masyarakat.

“Mudah-mudahan gelar ini bisa berfungsi seperti weser agar tidak menyalip kanan-kiri, dan menjadi lampu agar tidak jatuh ke jurang,” tambahnya.

Nasaruddin juga menyampaikan kekagumannya terhadap kekayaan budaya dan sejarah Luwu yang masih terjaga hingga kini. 

Ia menilai, pemberian gelar adat mencerminkan penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal.

Profil

Nasaruddin Umar (lahir 23 Juni 1959)[2] adalah Menteri Agama RI ke-25 sejak 21 Oktober 2024 pada Kabinet Merah Putih serta Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia [3] dari tahun 2011 sampai 2014.

Ia juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/ Kementerian Agama Republik Indonesia.

Ia juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesiayang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

Ia juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.

Lalu pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, AG.Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.

Dan terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022.

Pada tahun 2024, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 bersama pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang sedang mengadakan kunjungan historisnya ke Indonesia.

Kehidupan awal dan pendidikan

Nasaruddin Umar dilahirkan di Ujung, Kabupaten Bone, Sulawesi pada 23 Juni 1959. Setelah menamatkan pendidikan di SD Negeri Ujung, Bone pada 1970, ia menamatkan pendidikan di Pesantren As'adiyah Sengkang pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah pada 1971, Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 Tahun pada 1974, dan PGA 6 Tahun pada 1976.

Ia meraih gelar Sarjana Muda pada 1980 dan Sarjana Lengkap pada 1984, kedua-duanya dari IAIN Ujung Pandang.

Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998).

Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993–1994), dan juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994–1995).

Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001–2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003–2004).

Dia adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999).

Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.

Laporan Wartawan Kontributor Tribun-Timur: Andi Bunayya Nandini

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved