Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BBM

Pemkab Luwu Timur Usul Tambahan Kuota BBM 2026

Pemkab Luwu Timur ajukan tambahan kuota BBM bersubsidi 2026. Lonjakan investasi, penduduk, dan transportasi jadi alasan utama.

Dok pribadi Senfry
KUOTA BBM – Kepala Dinas DagkopUKMP Luwu Timur Senfry Oktavianus bersama anggota DPRD Luwu Timur Komisi II dan Wakapolres Luwu Timur saat mendatangi Depot Pertamina Karang-karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, akhir September lalu. Kunjungan membahas kelangkaan BBM di Luwu Timur. Pasca pertemuan, Senfry menyebut akan menyurati Dinas ESDM Provinsi Sulsel untuk penambahan kuota BBM. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur, Sulawesi Selatan, resmi mengusulkan penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk tahun 2026.

Langkah ini diambil guna mengantisipasi lonjakan permintaan akibat masifnya investasi, pertumbuhan penduduk, serta posisi strategis daerah sebagai jalur utama Trans Sulawesi.

Usulan tertuang dalam surat Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian (DisdagkopUKMP) Luwu Timur bernomor 500.2/629/DisdagkopUKMP.

Dalam surat itu, kebutuhan Pertalite (Jenis BBM Khusus Penugasan/JBKP) diproyeksikan naik dari 43.000 kiloliter (KL) menjadi 55.000 KL.

Kuota Solar (Jenis BBM Tertentu/JBT) diusulkan bertambah dari 39.000 KL menjadi 45.000 KL.

Kepala DisdagkopUKMP Luwu Timur, Senfry Oktavianus, menjelaskan usulan ini berdasarkan pengalaman kelangkaan BBM pernah terjadi.

"Perhitungan utama kami adalah dampak masuknya perusahaan-perusahaan besar yang berinvestasi di Luwu Timur. Ini secara langsung memengaruhi pendapatan masyarakat, laju pertumbuhan penduduk, dan tentu saja, potensi penambahan jumlah kendaraan," jelas Senfry saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Senin (13/10/2025).

Menurutnya, Luwu Timur kini menjadi "daerah gula" menarik banyak orang mencari peluang.

"Bisa saja ke depan, daya serap tenaga kerja lokal tidak cukup, sehingga akan banyak pekerja dari daerah lain yang masuk. Banyak penduduk berarti banyak kendaraan, dampaknya jelas ke konsumsi BBM," tegasnya.

Selain investasi, posisi geografis Luwu Timur juga jadi pertimbangan.

Daerah ini merupakan jalur utama transportasi yang menghubungkan Sulawesi Selatan dengan Sulawesi Tengah hingga Manado, serta jalur menuju Kendari di Sulawesi Tenggara.

Kondisi ini, kata Senfry, menuntut ketersediaan layanan transportasi memadai.

"Kita bisa lihat sendiri, jumlah armada bus dan perusahaan otobus (PO) di Luwu Timur terus bertambah. Sekali mengisi bahan bakar, satu bus bisa menghabiskan lebih dari satu juta rupiah. Ini menunjukkan volume kebutuhan yang sangat besar," bebernya.

Senfry menyebut, kalkulasi kebutuhan juga memasukkan rencana operasional infrastruktur baru.

Pemkab memprediksi SPBU di Kecamatan Angkona yang akan segera beroperasi akan menyerap kuota tersendiri.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved