Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rektor UNM Dicopot

WR III Arifin Manggau Sebut Tawuran Mahasiswa Bukan Efek Rektor Karta Jayadi Dinonaktifkan

Arifin Manggau menegaskan bentrokan tersebut tidak ada kaitannya dengan pergantian Rektor UNM, Prof Karta Jayadi

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Ari Maryadi
Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
BENTROK MAHASISWA - WR III UNM Arifin Manggau ditemui pasca bentrok mahasiswa dua fakultas berbeda di dalam kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl Mallengkeri Raya, Kelurahan Parantambung, Kecamatan Tamalate, Rabu (5/11/2025) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bentrok antar mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) diklaim tidak ada kaitannya dengan penonaktifan Rektor UNM, Prof Karta Jayadi.

Konflik pecah antara kelompok mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di dalam kampus.

Insiden yang terjadi di kampus Parangtambung, Jalan Malengkeri, Makassar, Rabu (6/11/2025) sore.

Bentrokan ini menimbulkan kerusakan fasilitas dan pembakaran sejumlah kendaraan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Dr Arifin Manggau, menegaskan bentrokan tersebut tidak ada kaitannya dengan pergantian Rektor UNM, Prof Karta Jayadi.

Kendati demikian, ia tak menampik bawah tawuran terjadi sehari setelah Prof Karta Jayadi dinonaktifkan.

"Tidak ada kaitannya dengan pergantian Rektor (UNM)," kata Arifin Manggau kepada Tribun-Timur. 

Belum ditahui penyebab terjadinya bentrokan. 

Arifin menambahkan, bentrokan ini bukan pertama kali terjadi di kampus UNM Parangtambung. 

Konflik serupa kerap muncul.

Sehingga pihak kampus terus melakukan pendekatan persuasif dengan mahasiswa dan pengurus Lembaga Kemahasiswaan (LK) untuk meredam ketegangan.

Terkait penindakan, Arifin menegaskan mahasiswa yang terbukti melanggar aturan.

Khususnya bila membawa senjata tajam, akan diproses sesuai ketentuan kampus.

“Sepanjang diketahui membawa sajam dan diketahui orangnya, maka kita akan proses itu. Karena ini masalahnya adalah massa,” tegasnya.

Rencananya, pihak kampus akan memperkuat pengawasan dengan pemasangan CCTV di setiap fakultas.

Khususnya FT dan FMIPA, serta tetap berkoordinasi dengan kepolisian.

Arifin menambahkan imbauan kepada mahasiswa untuk tetap tenang, fokus pada akademik, dan berpikir panjang demi masa depan.

"Semoga mahasiswa bisa menenangkan diri, menyelesaikan perkuliahan, meraih prestasi yang bagus, untuk kebahagiaan keluarga dan masa depan,” tutupnya.

Prof Farida Tinjau FMIPA UNM Pasca Bom Meledak dan Motor Dibakar

Baru tiga hari menjabat sebagai Plh Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Farida Patittingi langsung turun tangan menangani kasus penyerangan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Prof Farida mendatangi lokasi penyerangan di Jl Mallengkeri, Parangtambung, Kamis (6/11/2025), sekitar pukul 11.00 Wita.

Ia didampingi para wakil rektor, anggota senat, dan dekan lingkup UNM.

Di lokasi, Prof Farida menyaksikan kerusakan sejumlah fasilitas kampus.

Pecahan kaca berserakan di ruang Jurusan Pendidikan IPA, aula baru FMIPA, ruang kelas, hingga sekretariat lembaga kemahasiswaan.

Dekan FMIPA, Suwardi Annas, menjelaskan penyerangan berlangsung sejak Senin (3/11/2025) subuh dan mencapai puncaknya pada Rabu (5/11/2025) menjelang magrib.

Sekelompok orang tak dikenal (OTK) merangsek masuk dan merusak fasilitas kampus.

Penyerangan menyebabkan kepanikan di kalangan mahasiswa dan sivitas kampus.

Mereka dievakuasi keluar dari area kampus.

Sementara massa menguasai FMIPA.

Selain memecahkan kaca, pelaku juga meledakkan bom.

Beberapa tembok kampus tampak menghitam akibat ledakan.

“Mereka kuasai kampus, merusak banyak ruangan, termasuk sekretariat lembaga kemahasiswaan,” kata Suwardi kepada Prof Farida.

Lima sepeda motor milik mahasiswa juga dibakar massa.

Suwardi menyebut, ini sebagai peristiwa bersejarah di UNM, karena baru kali ini FMIPA menjadi sasaran penyerangan.

Ia menegaskan pelaku bukan mahasiswa.

Melainkan oknum tak bertanggung jawab.

Sebagai pimpinan baru, Prof Farida mengatensi serius masalah ini.

Ia mengajak sivitas UNM bersinergi untuk mengungkap pelaku. 

Namun, ia juga membuka ruang dialog.

“Minimal ada 1–2 orang, bukan untuk mengancam, tapi ketemu dan ajak mereka bersama jaga kondusivitas. Beri ruang aman dan nyaman. Mungkin ada harapan yang bisa kita dengar dari mereka,” ujar Prof Farida. 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved