Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Saksi Kata: Sadil: Saya Tikam Rahim Karena Mau Dipukul, Amir Tuju Kena Sangkur saat Saya Panik

Teguran soal musik berujung maut. Sadil mengaku panik dan ayunkan sangkur saat dikejar.

TribunGowa.com/Sayyid Zulfadli
SAKSI KATA – Sadil (50), tersangka penikaman di Gowa, Sulsel saat ditemui di Polres Gowa, Selasa (4/11/2025). Ia mengaku insiden bermula saat ia menegur mertua Amir Tuju soal musik keras. Pertikaian berujung penikaman yang menewaskan Amir dan menantunya, Rahim. Sadil menyerahkan diri ke polisi usai kejadian. 

Ringkasan Berita:
  • Muh Sadil (50), tersangka penikaman di Gowa, mengaku insiden bermula saat ia menegur Amir Tuju karena memutar musik terlalu keras. Teguran itu memicu kemarahan, hingga Sadil dikejar oleh Amir dan menantunya, Rahim. 
  • Dalam kondisi panik dan pandangan terganggu akibat lemparan pasir, Sadil mengayunkan sangkur secara membabi buta. Rahim dan Amir tewas dalam kejadian itu. 
  • Sadil kemudian menyerahkan diri ke polisi dan menyebut dirinya masih memiliki hubungan keluarga dengan korban.

TRIBUN-GOWA.COM – Muh Sadil (50), tersangka kasus penikaman di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, membeberkan kronologi pertikaian menewaskan dua orang tetangganya. 

Ialah Amir Tuju dan menantunya, Rahim.

Peristiwa penikaman di Lingkungan Pekanglabbu, Kelurahan Tetebatu, Kecamatan Pallangga, Minggu (2/11/2025) malam.

Tempat Kejadian Perkara (TKP) berjarak 5-7 kilometer ke Polres Gowa, Jl. Syamsuddin Tunru No.58, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu. 

Menurut Sadil, insiden bermula dari tegurannya terhadap korban memutar musik dengan volume keras.

“Awalnya saya lewat, saya tegur om saya, Amir Tuju, supaya jangan besar-besarkan musik. Karena ada orang sakit di belakang rumah, iparnya mertua saya,” kata Sadil saat dimintai keterangan di Polres Gowa, Selasa (4/11/2025).

Kata Sadil teguran itu dibalas dengan nada marah.

Baca juga: Motif Sepele Berujung Maut, Pria di Gowa Terancam Penjara Seumur Hidup Usai Tikam 2 Tetangga

“Dia bilang, ‘kenapa, siapa yang marah?’ Lalu menantunya, Rahim, juga datang dan tanya kenapa saya tegur,” ujarnya.

Sadil menyebut Rahim mendekatinya dan mencoba memukul.

Ia pun mengambil sangkur disimpan di bawah sadel motor.

“Dia mau pukul dulu saya, baru saya hantam dadanya pakai sangkur. Dia jatuh, lalu saya lari,” ucapnya.

Setelah itu, Amir Tuju keluar rumah mengambil badik.

Sementara seorang temannya membawa parang.

Keduanya mengejar Sadil.

“Saya dilempari pasir, kena mata, jadi tidak lihat. Saya ayun sangkur sembarangan sambil bersihkan mata,” katanya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved