Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DDI Mangkoso

53 Tahun Menunggu Berkah Mangkoso: Kisah Inspiratif Pengusaha Sukses Papua Haji Abidin Syam

tiga bulan setelah menyerahkan mobil ke Anregurutta Mangkoso, Haji Abidin Syam beli tunai Toyota Alphard

|
Editor: AS Kambie
Courtesy: Ahmad Rasyid Amberi SAID/Pembina Ponpes DDI Mangkoso
PEMBUKTIAN BERKAH - Haji Abidin Syam, pengusaha sukses di Papua, yang juga santri DDI Mangkoso tahun 1950-1960-an, berbagi kisah keberkahan pesantren yang didirikan Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle dan Anregurutta Amberi Said di acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Ahlussuffah Kampus 2 Putra Tonrongnge di Bukit Tonrongnge, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Rabu, 22 Oktober 2025. Acara ini dirangkaikan Perayaan Hari Santri Nasional 2025 yang juga dihadiri Anregurutta Prof Dr KH M Faried Wadjedy, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, Kepala TU Kanwil Kemenag Sulsel H Aminuddin, Kepala Bidang PD Pontren Kemenag Sulsel Dr H Muhammad Yunus, dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Barru Jamaruddin. 

Oleh: Ahmad Rasyid Amberi Said
Pembina Ponpes DDI Mangkoso

TRIBUN-TIMUR.COM - “Saya hanya ingin menyakinkan kita semua, terutama anak-anakku yang tadi dilepas berangkat melanjutkan kuliah di Mesir, bahwa berkah itu ada, meski kadang kita harus menunggu datangnya.” 

Kalimat itu meluncur dari bibirnya yang bergetar. Matanya menyiratkan haru saat mengucapkan kalimat tersebut. 

“Saya harus menunggu 53 tahun untuk merasakan berkah itu,” katanya menambahkan.

Kalimat tersebut terucap saat Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Raya Ahlussuffah Kampus 2 Putra Nurul Jihad Tonrongnge. 

Penutur kalimat itu adalah Haji Abidin Syam. Dia donatur utama pembangunan Masjid Raya Ahlussuffah. Dia hadir dan meletakkan langsung batu pertama pertanda dimulainya pembangunan masjid di puncak bukit Tonrongnge. 

ALUMNI SENIOR - Pemnbina Ponpes DDI Mangkoso menyambut Haji Abidin Syam, pengusaha sukses di Papua, yang juga santri senior DDI Mangkoso (tahun 1950-1960-an) di Kampus 2 Putra Tonrongnge, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Rabu, 22 Oktober 2025. Haji Abidin Syam ke Kamous 2 Putra Tonrongnge sekaligus untuk meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Raya Ahlussuffah dimana dia menjadi donatur utamanya dengan menyerahkan cek senilai Rp10 Miliar, dirangkaikan peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang dihadiri PEMBUKTIAN BERKAH - Haji Abidin Syam, pengusaha sukses di Papua, yang juga santri DDI Mangkoso tahun 1950-1960-an, berbagi kisah keberkahan pesantren yang didirikan Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle dan Anregurutta Amberi Said di acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Ahlussuffah Kampus 2 Putra Tonrongnge di Bukit Tonrongnge, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Rabu, 22 Oktober 2025. Acara ini dirangkaikan Perayaan Hari Santri Nasional 2025 yang juga dihadiri  Anregurutta Prof Dr KH M Faried Wadjedy, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, Kepala TU Kanwil Kemenag Sulsel H Aminuddin, Kepala Bidang PD Pontren Kemenag Sulsel Dr H Muhammad Yunus, dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Barru Jamaruddin.
ALUMNI SENIOR - Pemnbina Ponpes DDI Mangkoso menyambut Haji Abidin Syam, pengusaha sukses di Papua, yang juga santri senior DDI Mangkoso (tahun 1950-1960-an) di Kampus 2 Putra Tonrongnge, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Rabu, 22 Oktober 2025. Haji Abidin Syam ke Kamous 2 Putra Tonrongnge sekaligus untuk meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Raya Ahlussuffah dimana dia menjadi donatur utamanya dengan menyerahkan cek senilai Rp10 Miliar, dirangkaikan peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang dihadiri Anregurutta Prof Dr KH M Faried Wadjedy, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, Kepala TU Kanwil Kemenag Sulsel H Aminuddin, Kepala Bidang PD Pontren Kemenag Sulsel Dr H Muhammad Yunus, dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Barru Jamaruddin. (Courtesy: Ahmad Rasyid Amberi SAID/Pembina Ponpes DDI Mangkoso)

Haji Abidin Syam hadir bersama Anregurutta HM Faried Wadjedy, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, Kepala TU Kanwil Kemenag Sulsel H Aminuddin, Kepala Bidang PD Pontren Kemenag Sulsel Dr H Muhammad Yunus, dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Barru Jamaruddin.

Haji Abidin Syam sudah sepuh. Tahun ini memasuki delapan puluh tahun. Bila berjalan, kadang harus dipapah. Mengerjakan salat pun harus duduk di atas kursi. 

Tapi kondisi fisik tak menyurutkan niatnya melakukan kebaikan. Bahkan kian bersemangat. 

Hampir setiap acara di Pesantren DDI Mangkoso, baik di Kampus 1 Mangkoso, Kampus 2 Putra Tonrongnge, atau di Kampus 3 Putri Bululampang, Haji Abidin Syam hadir membersamai Anregurutta Mangkoso

Dia merasa sangat dekat dengan Anregurutta Mangkoso.

“Selepas SR di kampung halaman saya di Barru, saya sekolah di Mangkoso sekitar tahun 1958 di tingkatan ibtidaiyah. Saya masih diajar langsung oleh Anregurutta Faried Wadjedy dan Anregurutta H Amberi Said. Tapi saya tidak sampai tamat,” jelas Haji Abidin Syam.

Tahun 1960 ia lalu merantau ke Kalimantan dan Papua. Hampir semua wilayah Papua, termasuk kampung di pelosok, dijelajahinya mengadu nasib. 

“Saya orang miskin, jadi harus bekerja keras. Hampir semua pekerjaan kasar, asal halal, saya kerjakan. Mulai sebagai kuli bangunan, jual minyak tanah, tukang reparasi arloji, yang penting menghasilkan uang,” kata Haji Abidin Syam.

Penderitaan dan kegetiran hidup hampir setiap saat ia rasakan. Saat itulah ia kadang ragu, apakah berkah itu memang ada? 

“Dulu Gurutta pernah bilang, ‘Assaleng pura mukko magguru ki Mangkoso, namuni lao mo teme mulisu, engkato tu barakka’muruntu’ Tapi mengapa hidup saya sepertinya belum pernah merasakan berkah itu? Atau jangan-jangan ucapan Gurutta tidakbenar. Hati saya mulai diliputi keraguan,” ungkap Haji Abidin dengan mata berkaca-kaca. Retina matanya basah ketika mengucapkan kalimat itu.

Lima puluh tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 2013, Haji Abidin Syam bertemu Anregurutta Mangkoso, AGH M Faried Wadjedy, dalam salah satu acara DDI di Merauke Papua. 

Saat itulah ia mendekati Anregurutta Mangkoso dan memperkenalkan diri. 

“Tabe Puang, tallupaina kapang, iya pura tapagguru ri Mangkoso tahun 59- 60,” ucap Haji Abidin Syam seraya mencium tangan Anregurutta Faried Wadjedy, ketika itu. 

Dalam tradisi pesantren, mencium tangan kiai atau anregurutta sama sekali bukan wujud feodalisme atau penghambaan kepada manusia. Tetapi tanda penghormatan santri kepada sosok yang telah menorehkan ilmu dan menanamkan akhlak kepadanya. 

Anregurutta Mangkoso lalu menatap pria yang menjabat dan mencium tangannya. Ingatannya melintas masa ke puluhan tahun silam. 

Perlahan Anregurutta Mangkoso mulai mengingat bahwa sosok di depannya adalah seorang anak kecil yang saat dilatih baris berbaris dalam kepanduan suka berdiri di barisan belakang, padahal tubuhnya paling kecil sehingga tersembunyi di balik tubuh teman-temannya. 

“Iyya’ Abidin, Puang! (Saya Abidin, Puang!” katanya menyebut nama.

Sejak saat itu, Haji Abidin Syam semakin dekat dengan Anregurutta Mangkoso. Ia kerap mengundang Anregurutta Mangkoso ke Papua, baik untuk acara keluarga, maupun acara di Pesantren DDI. 

Lalu, ia merasakan ada sesuatuyang berubah dalam hidupnya. Usahanya kian meningkat pesat. Maka, ia segera menyadari. Inilah berkah yang selama ini iatunggu-tunggu. 

“Hampir semua acara Anregurutta di Papua saya hadir. Saya merasa mendapatkan berkah setiap bersama beliau,” kata Haji Abidin Syam.

Sampai kemudian ia memutuskan kembali ke Barru.

Beberapa tahun kemudian, Haji Abidin Syam kembali menetap di kampung halaman yang telah ditinggalkannya puluhan tahun. 

Perlahan ia mulai meninggalkan dunia bisnis dan menyerahkan pengelolaan semua usaha yang telah dirintis dan dibangunnya dari nol kepada anak-anaknya. 

Ia ingin fokus ke amal ibadah, khususnya ibadah sosial. Maka, ia membangun musalah di samping kediamannya yang sekarang telah berubah menjadi masjid yang megah. Ia pun mulai terlibat langsung membantu pembangunan sarana dan prasarana di almamaternya, Pondok Pesantren DDI Mangkoso

Tidak perlu proposal. Tidak perlu diliput. Taak perlu publikasi. Tidak perlu gembar gembor. Setiap Anregurutta Mangkoso menyampaikan bahwa pesantren memerlukan ini dan itu, ia langsung membantu.

Mulai dari membangun masjid di Kampus 3, pembangunan Ma’had ‘Aly, hingga yang terbaru pembangunan Masjid Raya Ahlussuffah di Kampus 2 Putra Tonrongnge

Tidak tanggung-tanggung, sehari sebelum peletakan batu pertama ia menyerahkan cek senilai Rp10 Miliar kepadaAnregurutta Mangkoso disaksikan beberapa pembina. 

Beberapa waktu lalu, ketika mobil Anregurutta Mangkoso mengalami kerusakan karena tertabrak, ia langsung menyerahkan mobilnya, Toyota Fortuner, untuk digunakan oleh Anregurutta Faried Wadjedy
Mobil itulah yang dipakai berkeliling menebar dakwah sampai sekarang. 

“Hanya tiga bulan setelah saya menyerahkan mobil ke Anregurutta, Allah SWT langsung menggantinya dengan Toyota Alphard yang saya pakai sekarang. Rupanya Allah bukan hanya menggantinya dengan yang lebih baik, tapi juga memberi kemudahan karena inilah satu-satunya mobil yang saya beli kontan, tanpa menyicil,” jelas Haji Abidin Syam.

Hari itu, bersama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan dan sejumlah pejabat provinsi lainnya, di tengah acara peletakan batu pertama, Haji Abidin Syam menebar pelajaran penting. Tentang keikhlasan. Tentang Barakka. Tentang sesuatu yang tak bisa dilogikakan. Tentang sesuai yang hanya bisa dirasakan. Sesuatu yang seringkali tidak bisa dimengerti oleh mereka yang tak pernah bersentuhan dengan dunia pesantren. 

“Percayalah! Barakka itu pasti ada. Hanya terkadang kita harus menunggunya,” tegas Haji Abidin Syam

Dari bibirnya yang bergetar saat bicara, terlihat bahwa sesungguhnya yang bicara adalah hatinya yang ikhlas. 

Mulut hanya tempat keluarnya kalimat. Itulah sehingga acara hari itu, dalam rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang ditempatkandi Kampus 2 Putra Tonrongnge, terasa berbeda dengan peringatan sebelumnya. Penuh makna. Penuh Barakka. Inilah kado terindahdi Hari Santri Nasional 2025 untuk DDI Mangkoso, untuk semua santri, pembuna dan alumni.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved