Citizen Reporter
Dosen FKG UMI Ajari 51 Warga Pulau Lae Lae Makassar Rawat Gigi Tiruan
UMI gedukasi warga pentingnya rehabilitasi gigi hilang dan perawatan gigi tiruan di Pulau Lae Lae, Makassar.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Edi Sumardi
dr Maqfirah Amiruddin Sp Pros
Ketua Prodi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi UMI
Melaporkan dari Makassar, Sulsel
PELAKSANAAN Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) kembali diwujudkan dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Tim PkM Skema Unggulan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI mengedukasi warga tentang pentingnya rehabilitasi gigi hilang serta pelatihan perawatan gigi tiruan bagi masyarakat di Pulau Lae Lae, Kota Makassar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2025.
Saya yang memimpin tim bersama dengan Suryanti S Amd Keb MKeb dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI, dan 4 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKG UMI.
Pemilihan lokasi di Pulau Lae Lae, sebuah pulau kecil berpenghuni di gugusan Kepulauan Spermonde, didasarkan pada minimnya akses kesehatan gigi di wilayah pesisir.
Kegiatan ini bermitra dengan Puskesmas Makkasau Kota Makassar dan berkoordinasi dengan drg Hj Masgawati Padu (dokter gigi Puskesmas), Yuliana SKep (penanggung jawab Lansia), dan Suryanti Amd Keb (penanggung jawab Pustu setempat).
Di hadapan 51 orang warga Pulau Lae Lae, tim memberikan penyuluhan mendalam mengenai fungsi dan perawatan gigi tiruan.
Dijelaskan bahwa gigi tiruan berfungsi vital untuk:
- Mengembalikan fungsi estetik dan rasa percaya diri, melalui pemilihan bentuk, ukuran, dan warna yang sesuai.
- Memperbaiki pelafalan huruf untuk mempermudah komunikasi.
- Mengembalikan fungsi pengunyahan.
- Mencegah migrasi gigi.
Selain itu, tim juga menekankan pentingnya pemeliharaan gigi tiruan yang tepat.
Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan agar:
- Membersihkan gigi tiruan dengan sikat berbulu lembut.
- Menghindari penggunaan pasta gigi biasa karena efek abrasifnya dapat menyebabkan goresan.
- Melepas gigi tiruan minimal empat sampai delapan jam sehari untuk mencegah iritasi dan pembengkakan gusi.
- Melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
- Kegiatan ditutup dengan sesi pelatihan praktik perawatan gigi tiruan, pembagian poster dan brosur edukasi, serta pemberian souvenir berupa sikat dan pasta gigi.
Antusiasme peserta sangat tinggi, terbukti dengan tercapainya target maksimal jumlah peserta dan diskusi yang berlangsung aktif.
Para peserta menyatakan sangat terbantu dengan adanya edukasi ini, sehingga dapat memahami pentingnya rehabilitasi gigi yang hilang dan cara pemeliharaan gigi tiruan yang benar.(*)
| Rektor UIN Alauddin: Kalau Mau Cepat Jalan Sendiri, Kalau Mau Jauh Jalan Bersama |
|
|---|
| Jembatan Menuju Profesionalisme, Perpusnas Bawa Kesiapan Sertifikasi Pustakawan ke Makassar |
|
|---|
| ALOHA Indonesia Siapkan Beasiswa Pendidikan Rp160 Juta untuk Murid Baru |
|
|---|
| Layanan Perpustakaan Keliling Hadir di Lapas Makassar |
|
|---|
| Tim FIKP-LPPM Unhas Latih Warga Takalar Olah Rumput Laut Jadi Nugget dan Cendol |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.