Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengunjung Car Free Day Stadion Lapatau Keluhkan Minimnya Tempat Sampah

Namun, di balik antusiasme warga, muncul keluhan terkait minimnya fasilitas tempat sampah di kawasan CFD Stadion Lapatau. 

|
Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Potret suasana CFD di Stadion Lapatau Bone (21/9/2025). Pengunjung keluhkan minimnya tempat sampah dilokasi.  

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE- Kegiatan Car Free Day (CFD) di kawasan Stadion Lapatau, Kabupaten Bone, rutin digelar setiap hari Minggu mulai pukul 06.00 hingga 10.30 Wita. 

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berolahraga bagi warga.

Tetapi, juga sekaligus menjadi tempat menikmati aneka jajanan yang dijual pedagang kaki lima.

Beragam kuliner tersedia, mulai dari pentol, ayam bakar, sate, topoki, es kelapa, palekko itik, salad buah, hingga makanan berat lainnya dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu rupiah. 

Kehadiran berbagai pilihan kuliner tersebut membuat suasana CFD semakin ramai dikunjungi masyarakat.

Namun, di balik antusiasme warga, muncul keluhan terkait minimnya fasilitas tempat sampah di kawasan CFD Stadion Lapatau. 

Sejumlah pengunjung mengaku kesulitan membuang sampah setelah jajan karena tidak menemukan tempat sampah yang disediakan di sekitar lokasi.

“Kalau sudahki jajan, tidak ditau di mana dibuang sampahta. Karena tidak ada disediakan,” keluh seorang pengunjung, Ayu (33) saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Minggu (21/9/2025).

Pengunjung lainnya, Agus (34) berharap pemerintah setempat lebih memperhatikan fasilitas kebersihan. 

Menurutnya, kehadiran tempat sampah sangat penting agar lingkungan tetap bersih dan nyaman.

“Bagus sebenarnya suasana CFD, banyak makanan, banyak orang olahraga juga. Tapi kalau sampah berserakan kan jadi tidak enak dipandang. Harusnya ada tempat sampah di tiap sudut,” ujarnya.

Meski ada beberapa penjual yang menyediakan tempat sampah sendiri di lapaknya, menurutnya jumlahnya dinilai belum cukup untuk menampung banyaknya sampah dari ribuan pengunjung setiap pekan. 

Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengganggu kebersihan area CFD jika tidak segera dibenahi.

Palekko 

Car Free Day (CFD) di Stadion Lapatau Kabupaten Bone tidak hanya menjadi ajang olahraga dan rekreasi, tetapi juga menjadi surga bagi pecinta kuliner khas daerah. 

Salah satunya adalah Palekko, Nasu Likku, dan Burasa yang dijajakan oleh Andi Takdir, pedagang yang sudah berjualan di CFD lebih dari tiga tahun.

Palekko adalah olahan daging bebek atau ayam yang dimasak dengan bumbu pedas khas Bugis. 

Nasu Likku merupakan ayam kampung yang dimasak dengan lengkuas tumbuk sehingga aromanya harum dan gurih. 

Sementara Burasa adalah makanan sejenis lontong yang dimasak dengan santan, bertekstur lembut dan gurih, biasanya menjadi pendamping Palekko maupun Nasu Likku.

Andi Takdir mengaku omzetnya dari berjualan di CFD bisa tembus hingga Rp6 jutaan. 

Untuk harga, satu paket Palekko lengkap dengan Burasa dijual Rp25 ribu.

Setiap hari Minggu, ia bisa memasak hingga 40 liter beras yang menghasilkan sekitar 250 porsi, dan semuanya ludes terjual. 

Sementara pada hari-hari biasa, ia hanya menyiapkan sekitar 80 hingga 100 porsi.

“Harapannya semoga kuliner khas Bugis bisa ada disetiap saat. Agar wisatawan yang berkunjung ke Bone tidak perlu repot lagi cari makanan khasnya” ujarnya saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Minggu (21/9/2025). 

Selain berjualan di CFD Stadion Lapatau, Andi Takdir juga membuka lapak tetap di samping Bank Danamon, Jalan Agus Salim, mulai pukul 06.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita.

"Bisa juga untuk pesan online kalau mau di nomor whatsapp 085255832796," sambungnya. 

Sejumlah pembeli mengaku puas dengan cita rasa masakan tradisional yang dijajakan Andi Takdir. 

“Rasanya enak sekali, bumbunya terasa khas. Saya selalu cari Palekko dan Burasa ini kalau ke CFD,” ujar salah seorang pengunjung, Rahma (25).

Dirinya mengaku harga yang ditawarkan ramah dikantong. 

“Harga paketnya pas di kantong, porsinya juga mengenyangkan. Senang sekali bisa menikmati kuliner khas Bugis di CFD,” katanya.

Dirinya mengaku kehadiran kuliner tradisional di tengah-tengah CFD Bone ini tidak hanya menjadi pelepas rindu bagi pencinta makanan khas Bugis. 

Tetapi juga ikut melestarikan kuliner lokal agar tetap dicintai masyarakat di tengah maraknya makanan modern.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved