BI Rate
Alasan Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 4,75 Persen
BI Rate tetap di 4,75?rdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Oktober 2025.
4. Penguatan kebijakan makroprudensial longgar dengan mempertahankan:
- (i) Rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0 % ;
- (ii) Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84–94 % ;
- (iii) Rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) kredit/pembiayaan properti paling tinggi sebesar 100?n Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bank paling rendah sebesar 0 % , berlaku efektif 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2026;
- (iv) Rasio Pendanaan Luar Negeri bank (RPLN) paling tinggi sebesar 35 % terhadap modal bank; serta
- (v) Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 4?ngan fleksibilitas repo sebesar 4 % , dan rasio PLM Syariah sebesar 2,5?ngan fleksibilitas repo sebesar 2,5 % .
5. Penguatan publikasi asesmen transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit berdasarkan sektor prioritas yang menjadi cakupan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM)-(Lampiran 2).
6. Peningkatan inovasi dan perluasan akseptasi digital melalui penyelenggaraan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia bersinergi dengan Indonesia Fintech Summit and Expo Tahun 2025 (FEKDI dan IFSE 2025) dengan berbagai inisiatif antara lain:
- (i) Launching QRIS Tap In/Tap Out;
- (ii) Inisiasi Sandbox QRIS Antarnegara Indonesia–Korea Selatan;
- (iii) Kick off Peningkatan Kapasitas dan Literasi Sinergi Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (KATALIS P2DD); serta
- (iv) Pengumuman pemenang BI–OJK Hackathon 2025 dan QRIS Jelajah Budaya Indonesia.
7. Penguatan dan perluasan kerja sama internasional di area kebanksentralan, termasuk konektivitas sistem pembayaran dan transaksi menggunakan mata uang lokal, serta fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait.
Bank Indonesia terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Sinergi kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah juga diperkuat untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah. (Tribum-Timur.com/ Sakinah Sudin) (Kompas.TV/ Aisha Amalia Putri)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.