Cerita Eks Buruh Perempuan PT Huadi Bantaeng: Tak Ada Cuti, Kerja Paksa hingga Keguguran

TRIBUNBANTAENG.COM, PAJJUKUKANG – Sejumlah eks buruh PT Huadi Nickel Alloy di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, menceritakan pengalaman pahit selama bekerja di perusahaan tersebut.

Mereka mengaku harus bekerja 12 jam setiap hari tanpa cuti hamil.

Bahkan, lima buruh perempuan mengalami keguguran.

“Teman-teman perempuan banyak yang mengalami ketidakadilan dalam bekerja dari perusahaan, mulai dari jam kerja 12 setiap hari sampai kami keguguran,” ungkap Nengsih, mantan buruh PT Huadi, Senin (13/10/2025).

Kondisi itu berlangsung sejak mereka mulai bekerja hingga akhirnya diberhentikan.

Jika tidak menyelesaikan tugas selama 12 jam, gaji mereka dipotong.

“Yang parah kami tidak diberi cuti hamil sehingga kami keguguran. Setelah kami keguguran, kami tak diberi cuti untuk pemulihan,” lanjut Nengsih.

Keluhan serupa juga disampaikan Mulfa Halim, eks buruh anak perusahaan PT Huadi.

Menurutnya, informasi soal hak cuti perempuan sangat minim.

“Kita di dalam itu kurang mengetahui informasi hak cuti kita, seperti cuti haid, cuti melahirkan, dan cuti hamil,” katanya.

Baca juga: Viral di Bantaeng! Pria Nikahi 2 Wanita Selisih 2 Hari, Uang Panaik Sama-sama Rp90 Juta

Selain itu, buruh juga menyoroti pelanggaran hak beribadah.

PT Huadi disebut tidak memberi kesempatan karyawan muslim menunaikan salat Jumat.

“Ini juga yang dilanggar oleh mereka PT Huadi karena tidak memberikan kesempatan menunaikan ibadah salat Jumat setiap hari Jumat,” kata Mursalim, anggota Serikat Buruh Industri Pertambangan dan Energi (SBIPE) Bantaeng.

Ia berharap PT Huadi tidak lagi memperlakukan buruh, khususnya perempuan, secara tidak adil dan memberi kebebasan beribadah.

Mereka juga mendesak perusahaan membayar pesangon sesuai ketentuan undang-undang.