"Persiapan sekitar satu bulan ya, mulai dari bikin benderanya, dan kalau dilihat tuh kan ada lainya, ada pemberatnya. Sehingga pada saat turun formasinya sudah baik dan rapi," jelasnya.
Kemudian, keterlibatannya secara langsung tidak terlepas dari hobinya melakukan free diving.
Dalam kegiatan ini, Sherly mengemban tugas sebagai pembawa bendera merah putih. Selanjutnya, bendera ini dia serahkan kepada Ketua WASI, yang bertindak sebagai Inspektur upacara.
Seperti yang ada di dalam video, setelah bendera selesai dinaikkan, Sherly melakukan penghormatan kepada bendera merah putih. Lantas turun lagi menyapa para diver.
Aktivitas free diving atau menyelam di bawah laut tanpa alat bantu pernafasan ini telah dilakukan sejak tahun 2020 silam.
"Saya sudah free diving sejak 2020. Jadi sebenarnya waktu Covid, karena saya mendampingi suami di Morotai dan kita tidak boleh kemana-mana, jadi saya main ke laut setiap hari,"
Dipilihnya kostum mermaid karena ingin menyampaikan pesan-pesan visual antara alam dan manusia.
"Saya ingin memberikan pesan visual bahwa laut itu hidup, bahwa laut itu indah tapi perlu dijaga. Dan, mermaid itu menjadi simbol keterhubungan antara manusia dan laut," ujarnya.
Sherly terlihat sangat cantik, anggun dan licah saat melakukan free diving meskipun mengenakan kostum mermaid.
Tidak ada kendala dalam melakukan free diving. Meskipun dia merasa ada sedikit keraguan.
"Iya, tidak masalah sih. Cuma ya tetap saja ada rasa deg-degan. Nyampe gak ya? Karena lumayan. Kegiatan dilakukan sekitar 8 meter sih. Tapi aja keraguan itu ada tapi kemudian harus dilawan, dan bersyukur puji Tuhan semuanya berjalan dengan baik dan lancar," ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, dia berpesan bahwa kemerdekaan bukan hanya bebas dari penjajah. Tapi juga harus bebas dari rasa takut.
"Merah putih di laut adalah simbol bahwa kita tidak boleh menyerah. Walaupun kita pernah jatuh dalam titik terendah dalam hidup," cetusnya.
Sebagai Gubernur Maluku Utara, dia juga ingin masyarakat merdeka dari rasa takut.
"Masyarakat banyak yang belum merdeka dari rasa takut, belum punya rumah, enggak bisa sekolah, dan kesehatan belum terjangkau," katanya.