TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Makassar mendorong keterlibatan Ketua RT dan RW dalam upaya pencegahan serta penurunan angka stunting di wilayahnya.
Kepala DPPKB Makassar, Irwan Bangsawan, mengatakan bahwa RT dan RW merupakan struktur pemerintahan paling dekat dengan masyarakat, sehingga memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan mendampingi keluarga berisiko stunting.
“Sejauh ini kita memang melibatkan RT/RW untuk membantu dalam proses identifikasi anak atau keluarga berisiko stunting,” ujar Irwan, Minggu (10/9/2025).
Menurutnya, RT/RW dapat bekerja sama dengan penyuluh KB di tingkat kelurahan untuk mendata ibu hamil, memantau tumbuh kembang anak, serta mendukung program sosialisasi pencegahan stunting.
Beberapa bentuk dukungan yang diharapkan antara lain adalah edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi, serta menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan.
“Contoh kecilnya saja, mengajak warga membawa anaknya ke posyandu agar bisa segera diintervensi bila ada indikasi stunting,” jelasnya.
Irwan menambahkan, angka stunting di Kota Makassar mengalami penurunan selama tiga bulan terakhir.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), jumlah kasus stunting per Desember 2024 tercatat sebanyak 3.049 anak.
Pada Maret 2025, angka tersebut turun menjadi 2.685 anak.
Dengan demikian, sebanyak 364 anak berhasil keluar dari kategori stunting dalam kurun waktu tersebut.
Data Stunting Kota Makassar Desember 2024 Dan Maret 2025:
MARISO
- Desember 2024: 75
- Maret 2025: 71
MAMAJANG
- Desember 2024: 52
- Maret 2025: 57
TAMALATE
- Desember 2024: 396
- Maret 2025: 328
RAPPOCINI
- Desember 2024: 473
- Maret 2025: 437