Pelantikan Wali Kota Palopo

Naili–Ome Resmi Dilantik, Warga Harapkan Perubahan Nyata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NAILI–OME DILANTIK – Drama kontestasi Pilkada Palopo 2024 yang sempat memanas akhirnya menemui titik akhir. Pasangan H Naili Trisal dan Akhmad Syarifuddin (Naili–Ome) resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palopo periode 2025–2030, Senin (4/8/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO – Drama kontestasi Pilkada Palopo 2024 sempat memanas akhirnya menemui titik akhir.

Pasangan H Naili Trisal dan Akhmad Syarifuddin (Naili–Ome) resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palopo periode 2025–2030, Senin (4/8/2025).

Alumnus Universitas Muhammadiyah (UM) Palopo, Marsyal, menyampaikan harapan besar terhadap kepemimpinan baru ini.

“Saya ucapkan selamat kepada Ibu Naili Trisal dan Bapak Akhmad Syarifuddin atas pelantikannya. Ini menjadi momen menggembirakan bagi masyarakat Palopo di tengah dinamika politik yang telah terjadi,” ujarnya, Senin (4/8/2025).

Marsyal optimistis duet pemimpin baru ini membawa perubahan positif bagi Kota Palopo.

Baca juga: Bukan Aktivis dan Politisi, Naili Trisal Ibu Rumah Tangga Jadi Wali Kota Palopo

Warga Balandai itu menilai pengalaman Naili di dunia bisnis menjadi modal kuat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kami percaya latar belakang Ibu Naili sebagai pengusaha akan memperkuat kepemimpinan beliau dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ia juga mendorong pemerintahan Naili–Ome merangkul semua elemen masyarakat dalam menyusun dan menjalankan kebijakan.

“Partisipasi publik penting untuk mewujudkan visi Palopo Baru inklusif dan progresif,” pungkasnya.

Sekretaris BPW Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulsel, Asri Tadda, menilai saatnya warga Palopo menurunkan tensi politik dan menyatukan energi demi kemajuan bersama.

“Pilihan boleh berbeda, tapi Palopo tetap rumah besar kita. Saatnya semua pihak menanggalkan atribut politik dan bersatu kembali membangun kota,” ujarnya.

Pilkada Palopo disebutnya bukan sekadar rutinitas lima tahunan. 

Dinamika intens, termasuk pemungutan suara ulang (PSU) dan dua kali gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), menjadikannya salah satu kontestasi politik paling menyita perhatian di Sulsel.

Meski Naili–Ome mengantongi mandat mayoritas rakyat, Asri menegaskan mereka tetap pemimpin seluruh warga.

“Tugas awal mereka memulihkan kepercayaan dan merangkul semua elemen masyarakat. Kemenangan ini harus menjadi kemenangan kolektif, bukan golongan,” tegasnya.

Halaman
12

Berita Terkini