TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Hubungan politik antara Nurdin Halid (NH) dan Taufan Pawe (TP) kembali mencair menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan 2025.
Padahal, keduanya sempat bersitegang dalam beberapa tahun terakhir.
Retaknya hubungan NH dan TP mulai terlihat sejak Musda Golkar Sulsel 2020.
Saat itu, TP menggantikan NH dalam proses yang diwarnai ketegangan tinggi.
Musda 2020 bahkan sempat diboikot oleh sejumlah DPD II kabupaten/kota.
NH secara terbuka menolak hasil Musda karena menilai prosesnya cacat prosedur dan tidak demokratis.
Ketegangan berlanjut saat TP menjabat sebagai Ketua Golkar Sulsel.
Loyalis NH jarang diberi ruang strategis dalam kepengurusan.
TP juga beberapa kali menyindir gaya kepemimpinan sebelumnya, dan menyatakan ingin membawa Golkar keluar dari “politik patron” yang dinilainya menghambat regenerasi.
Namun, dalam beberapa agenda politik terakhir, NH dan TP terlihat kembali bersama.
Baru-baru ini, keduanya tampak akrab dalam acara Partai Golkar di Hotel Gammara, Makassar.
Mereka saling melontarkan pujian di hadapan para kader.
Momen ini memicu spekulasi tentang arah manuver politik keduanya jelang Musda 2025.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla, menilai kemunculan kembali NH di panggung politik Golkar Sulsel bukan hal biasa.
“NH tetap tokoh sentral. Ia berpengaruh besar secara kelembagaan karena posisinya di DPP sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, dan juga secara historis karena rekam jejaknya sebagai tokoh senior Golkar Sulsel,” ujar Adi kepada Tribun-Timur, Kamis (26/6/2025).