TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Alfian (35) kakak dari salah satu Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang, Aldi (27) masih diliputi rasa cemas usai adiknya dinyatakan hilang dalam insiden tenggelamnya kapal KLM Asia Mulia di perairan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dengan penuh harap, Alfian dan keluarganya hanya bisa menunggu dan berdoa agar Aldi segera ditemukan.
“Semoga (Aldi) selamat," ucap Alfian kepada Wartawan di Kantor Syahbandar Kabupaten Jeneponto, Sabtu (21/6/2025) sore.
Alfian berada di Jeneponto sejak hari pertama insiden terjadi, Kamis (19/6/2025) setelah kapal yang ditumpangi Aldi diduga ditabrak kapal besi hingga tenggelam.
"Hari pertama saya ada disini, saya sempat kembali ke Bone ganti pakaian, saya datang kembali," ujarnya.
Ia juga mengenang sosok adiknya sebagai pribadi yang tekun dan ulet dalam bekerja.
Baca juga: KLM Asia Mulia Tenggelam ABK Sebut Ditabrak Kapal Besi Hingga Terbelah, 3 Orang Hilang
Aldi, kata Alfian, telah ikut bekerja di kapal sejak usia remaja.
"Aldi mulai ikut kerja dikapal waktu masih umur 18 tahun," sebutnya.
Aldi adalah satu dari tiga ABK yang masih dinyatakan hilang.
Dua korban lainnya, Kapten Kapal Supriadi dan Kepala Kamar Mesin (KKM) Asdar.
Ketiga korban berasal dari Kajuara, Kabupaten Bone.
Kesaksian salah satu ABK yang selamat dari kecelakaan KLM Asia Mulia
Salah satu ABK selamat dalam insiden tenggelamnya KLM Asia Mulia, Asrul Sani (41) mengungkap detik-detik mencekam saat kapal yang ditumpanginya ditabrak kapal lain di perairan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Kamis (19/6/2025) pukul 04:00 Wita.
Asrul mengatakan, saat kejadian ia tengah berada di kamar untuk beristirahat.
"Saat itu saya lagi di kamar tiba-tiba kapal berguncang keras, ternyata kami ditabrak dan kapal langsung miring, terseret," ungkap Asrul kepada wartawan di Kantor Syahbandar Kabupaten Jeneponto, Sabtu (21/6/2025) sore.