Hal ini memunculkan keresahan di kalangan atlet dan pengurus cabor yang merasa perjuangan mereka belum dihargai secara layak.
Sebelumnya diberitakan, Pembina Pertina Sulsel, Andi Januar Jaury Dharwis, menyayangkan sikap pasif Ketua KONI Sulsel Yasir Machmud.
Ia menilai, seharusnya KONI Sulsel sebagai induk organisasi olahraga di daerah ikut mengawal dan memperjuangkan hak para atlet.
“Secara normatif, fungsi KONI Sulsel adalah sebagai fasilitator semua cabang olahraga. Harusnya mereka ikut mengawal hak para atlet. Jangan diam. KONI itu posisinya membawahi semua cabor,” tegas Andi Januar.
Menurutnya, KONI tidak cukup hanya mengatur program dan agenda kompetisi.
Lembaga ini juga harus hadir saat atlet mengalami ketidakadilan, seperti ketika bonus tak kunjung dibayarkan.
Para atlet yang telah mengukir prestasi di PON masih memeluk harapan, bahwa janji bonus dari pemerintah bukan sekadar angin lalu.
Bonus itu bukan hanya sekadar materi, melainkan juga bentuk penghargaan atas dedikasi dan kerja keras mereka.
(Sehingga peran KONI adalah mengingatkan pemerintah akan kewajibannya terhadap atlet-atlet kita," tegas Andi Januar.
Pertina Desak Pemprov Sulsel Segera Bayar Bonus Atlet PON Aceh-Sumut
Persoalan bonus atlet peraih medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh–Sumatera Utara yang belum kunjung dibayarkan, makin menuai sorotan.
Situasi ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan pecinta olahraga dan pendukung atlet Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pengprov Pertina) Sulawesi Selatan mendesak Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan DPRD Sulsel untuk segera bertindak.
Dalam ajang PON tersebut, atlet-atlet tinju binaan Pertina Sulsel berhasil menyumbang 1 medali emas dan 5 medali perunggu bagi kontingen Sulsel.
Mereka juga meminta agar kedua pihak mengambil tanggung jawab atas keterlambatan pencairan bonus atlet.