Opini

Pancasila Reborn dalam Pusaran Algoritma

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alumni Universitas Handayani Makassar, Ishadi Ishak SKom MM.

Siapa yang mampu menarik perhatian, dialah yang paling berpengaruh. 

Sayangnya, nilai-nilai kebhinekaan, gotong royong, atau keadilan sosial bukanlah tema yang mudah viral namun kalah oleh konten kontroversial, gosip selebriti, atau ujaran provokatif.

Akan tetapi bukan berarti Pancasila meredup. Melainkan, nilai-nilai ini harus reborn atau lahir kembali dalam format dan bahasa baru yang dapat bersaing dalam ruang digital.

Di sinilah peran generasi muda, terutama Gen Z sangat penting. 

Gen Z bukan sekadar konsumen media sosial melainkan  kreator, kurator, bahkan penggerak opini publik digital.

Menurut laporan Digital 2024 Indonesia yang dirilis oleh We Are Social dan Meltwater, pada awal tahun 2024 terdapat sekitar 126,8 juta pengguna media sosial berusia 18 tahun ke atas di Indonesia, yang setara dengan 64,8 persen dari total populasi usia dewasa.  

Selain itu, 75 persen dari pengguna internet di Indonesia menggunakan setidaknya satu platform media sosial.  

Data ini menunjukkan bahwa mayoritas arus informasi digital saat ini dibentuk oleh generasi muda. Dimasa depan generasi muda yang akan menentukan apakah Pancasila akan hidup sebagai nilai atau tenggelam sebagai nostalgia.

Selain itu, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2024 yang dirilis oleh Perpustakaan Nasional mencatat skor nasional sebesar 73,52, melampaui target yang ditetapkan sebesar 71,4.

Peningkatan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat.  Namun, tantangan dalam literasi digital tetap ada, terutama dalam menghadapi penyebaran informasi yang cepat dan masif di era digital.  

Data-data ini mengindikasikan bahwa meskipun terdapat kemajuan dalam literasi umum, literasi digital dan kesopanan dalam berinteraksi di dunia maya masih perlu ditingkatkan.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan platform digital untuk meningkatkan literasi digital, memperkuat etika berinternet, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap interaksi daring.

Kita ketahui anak muda menciptakan konten yang viewers mencapai jutaan penonton, anak muda berbicara tentang toleransi lewat podcast, menyindir ketimpangan sosial lewat komik daring, membahas pluralisme lewat video edukasi pendek.

Anak muda juga menyampaikan nilai-nilai Pancasila tidak lagi dalam pidato kaku, tetapi dalam bentuk yang inklusif, humoris, dan mudah dicerna.

Inilah bentuk “Pancasila Reborn”: ketika ideologi bangsa tidak hanya diwariskan, tapi juga diterjemahkan ulang oleh generasi baru dalam kerangka zaman yang mereka pahami dan hidupi.

Halaman
1234

Berita Terkini