Salah satunya, RS Labuang Baji, Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan (UPT Dinkes) Pemprov Sulsel.
Patarai mengaku telah melakukan inspeksi mendadak, Rabu (28/5/2025).
Selama sidak, ditemukan kekurangan stok obat.
Sidak setelah menerima informasi terkait stok obat di RS Labuang Baji menipis.
“Kenyataannya seperti itu. RS mengakui keterlambatan distribusi obat akibat perubahan mekanisme,” jelasnya.
Menurutnya, Labuang Baji harusnya memiliki fleksibilitas anggaran membeli obat sesuai kebutuhan tanpa harus menunggu proses birokrasi panjang.
“Ini bikin bingung kami karena RS ini BLUD. BLUD kan bisa langsung menggunakan uangnya, bisa setiap saat beli obat,” katanya.
“Tapi kenyataannya sekarang RS harus melalui mekanisme berbelit, harus ke Bappeda, ke keuangan, ke barang dan jasa. Ini menyebabkan keterlambatan pasokan obat-obatan,” jelasnya.(*)