Haul XIII AGH Wahab Zakariya

Haul XIII AGH Wahab Zakariya: Founder Tonrongnge Pimpin Santri ke Puncak Bawakaraeng

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Andi Muhammad Akmal (tengah) bersama alumnus Ponpes DDI Mangkoso lainnya. Andi Muhammad Akmal santri ponpes DDI Mangkoso 1988-2000 yang kini dosen di UIN Alauddin Makassar

Tahun 1989, setelah kami  Tamat Madrasah I'dadiyah di Mangkoso. Saatnya kami harus hijrah ke Kampus 2 Putra Tonronge, untuk lanjut studi di M.Ts. Di saat itulah berlaku aturan Pimpinan Pondok, AFW, bahwa semua santri Putra Tingkatan M.Ts dan MA, harus tinggal alias mondok di Tonrongnge dan Gurutta Wahab diamanahkan sebagai pimpinan kampus 2 sampai wafatnya, 2012.

Tonrongenge, saat kami mondok, masih terisolir. Listrik belum ada, kami pakai Pajjennaangeng, sebagai lampu untuk belajar pada malam hari. Belum lagi kalau asap hitamnya masuk ke hidung.

Rumah yang kami tempati sebagai asrama dari dinding Gamacca. Jalanan masih  becek,.sehingga wajib pakai sepatu laras ke Sekolah dan ke Masjid. Tapi semua itu bagian dari seni dan pembelajaran hidup yang kelak, kami rasakan manfaatnya.

Tiga tahun pertama, (1989-1992), kami di Madrasah Tsanawiyah Putra Tonrongnge, mendapatkan bimbingan dari para Guru dan Pembina. Kepala M.Tsnya adalah Gurutta Drs. Abd. Majid dan Gurutta Abd.Rahman Salika, BA. Namun semua itu tetap di bawah kendali Gurutta Wahab, sebagai pimpinan kampus 2 Putra Tonrongnge, yang membawahi M.Ts dan MA.

Saat ini pula, AWZ membentuk STC ( Security Tonrongnge Campus ), sebagai lembaga yang menangani keamanan kampus, mengontol kedisiplinan para santri, termasuk santri yang kedapatan bolos atau ciili', serta K2 ( Kuttu na Kalaasi ), ikut sekolah dan pengajian di Masjid. Mereka dihadapkan pada sidang atau mahkamah Kampus. 

Saat di M.Ts, kami mendapatkan materi, wawasan dan pengayaan ajaran agama, langsung dari AWZ saat pengajian setelah shalat Subuh berjamaah.

Semua santri M.Ts dan MA, wajib mengikuti pengajian, termasuk antara Magrib dan Isya.Khusus untuk AWZ membawakan materi kitab Fathul Muin, Al Ibaadah, Khazinatul Asrar dan Kifayatul Akhyar, Beliau menjelaskan Qawaidnya, makna dan hikmahnya. 

Dari banyak nasehat dari AWZ, yang kami ingat, adalah perlunya keikhlasan dalam segala hal, termasuk dalam belajar. Ingat kedua orang tuamu yang telah meneteskan keringat dan air matanya, demi kesusksesan anaknya. Belajarlah dengan tekun, jangan madoraaka, mabuusung ( kualat ).

Kami tamat M.Ts, 1992. Saat itu ada lowongan untuk lanjut di LIPIA Jakarta (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam  & Arab ). Sy dan Sahabat Limra, alumni M.Ts. Sedangkan yang tamat MA, Kak Lukman Arake, Kak Tajuddin Arif, Kak  Baharuddin Amin Asaf ( Petta Baahe ) dan Kak Umar Lamide.

AWZ dan GAU, mengantar kami dengan kapal laut ke Jakarta dan membersamai kami selama  sepekan  untuk mendaftar. Kami menginap di rumah Pak Aksa Mahmud ( Founder Bosowa Group ). Aturan di LIPIA, bahwa harus melalui i'dad dan takmili selama 3 tahun, sebelum masuk ke Tingkatan Aliyah sederajat dan tingkatan Jamiah.

Jadi AWZ memutuskan, bahwa kami harus kembali  untuk lanjut di Madrasah Aliyah Tonrong dan yang tamat Aliyah, lanjut di STAI DDI Mangkoso.

Lebih intens lagi kebersamaan kami saat di MA, ( 1992-1995 ), karena beliau AWZ sebagai Kepala Madrasah kami.

Beliau sering masuk kelas, menggantikan guru yang berhalangan, termasuk yang terlambat hadir. AWZ disiplin, bahkan sebelum masuk kelas, wajib shalat Duha berjamaah di Mesjid Ahlus Suffah, jam 7 pagi.Siapa terlambat, disanksi.

Semua santri kls 3 Aliyah, harus tinggal selama Bulan Ramadhan di Tonronge. Kami melaksanakan shalat Tarwih sebanyak 36 rakaat. Setiap santri ditunjuk langsung menjadi Imam. Kami diberikan materi setiap pagi, sore dan malam. 

Bulan Mei 1995, atas instruksi dari AWZ, kami 3 kelas ( -+ 100 orng  ) santri Aliyah Putra, mengikuti Kegiatan"Pengkaderan Tiga Dimensi" Angkatan Pertama. Selama 1 Pekan, kami digembleng dan dicharge tiga dimensi : Intelektual ( Head / Kerja Cerdas ), Fisik ( Hand / Kerja Keras ) dan Spritual ( Heart / Kerja Ikhlas ). Akhir kegiatan, kita diajak Rihlah Hiking dengan mendaki Puncak Gunung Bawakaraeng. Alhamdulillah, saya juga, tiba di Puncak, meskipun ngos ngosan.

Halaman
123

Berita Terkini