"Bersyukur masih diberi kesempatan, dikasi bonus umur selesaikan semua perintah Allah," ucapnya.
Biaya naik haji Sulaeman merupakan hasil dari kebunnya ditambah bantuan dari anak-anak.
Dia harus menunggu selama tujuh tahun untuk mencapai impiannya naik haji.
"Tujuh tahun. Cepat karena tua mo'. Biayanya dari hasil kebun itu dikumpul-kumpulkan, ada juga dibantu sama anak-anak," ujarnya.
Meski umurnya sudah renta, Sulaeman masih sering ke kebun.
Hanya saja tak sesering saat muda dulu.
Baginya, berdiam diri di rumah justru hanya membuat tubuhnya sakit.
Sehingga dirinya harus tetap melakukan aktivitas berkebun sesekali.
Dia bahkan mengaku tidak pernah masuk rumah sakit.
Penyakit yang dideritanya selama ini hanya tekanan darah.
"Justru sakit kalau cuma di rumah. Biasa satu dua kali ke kebun, massempro' (menyemprot)," ujarnya diselingi senyum.
"Tidak pernah masuk rumah sakit, tidak. Itu masuk rumah sakit mungkin kalau menjenguk saudara atau anak. Penyakit cuma tensi biasa naik (tekanan darah tinggi)," lanjutnya.
Sulaeman berharap, perjalanannya untuk menunaikan haji nanti dilancarkan hingga pulang ke Indonesia.
"Sehat-sehat sampai di sana, selesaikan semuanya (rukun). Pulang ke sini sampai selamat sehat-sehat," harapnya diamini keluarga yang menyaksikan.(*)