Mahasiswa menilai, kembalinya militer ke dalam ranah sipil secara aktif justru berpotensi memperkuat impunitas atau kekebalan hukum bagi anggota TNI.
Selain itu, UU ini dinilai mengancam independensi lembaga peradilan serta melemahkan kontrol sipil terhadap institusi militer.
"Ini adalah kemunduran dalam kehidupan demokrasi. Supremasi sipil harus tetap dijaga, dan militer semestinya fokus pada fungsi pertahanan negara, bukan pada peran-peran sipil," tegas Syarif.
Penolakan terhadap revisi UU TNI telah digaungkan oleh berbagai elemen masyarakat sipil, termasuk akademisi, pegiat HAM, dan organisasi mahasiswa.
Dalam aksi besok, mahasiswa UNM berkomitmen akan menyuarakan isu ini sebagai bagian penting dari agenda perjuangan mereka.
Selain itu, mahasiswa akan menyuarakan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan bagi para pekerja.
"Jadi tuntutan utama kita soal keadilan ketenagakerjaan. Mahasiswa harus berdiri bersama rakyat, bersama buruh. Kita juga menolak militerisasi dan UU yang membuka ruang penyalahgunaan kekuasaan," jelas Syarif.
Syarif juga mengimbau seluruh peserta aksi untuk menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi.
Ia menegaskan aksi ini akan berlangsung damai namun tegas dalam menyuarakan aspirasi.
2.000 Gabungan Polisi-Tentara Amankan Demo Hari Buruh di Makassar Besok 1 Mei
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana yang dikonfirmasi mengatakan, untuk hari ini, lokasi unjuk rasa akan terpusat di kawasan Fly Over atau perempatan Jalan AP Pettarani-Urip Sumoharjo.
"Kegiatan kita pusatkan di fly over," kata Kombes Pol Arya Perdana.
Arya mengaku telah menyiapkan ribuan personel untuk mengawal jalannya aksi jelang dan saat May Day.
"Pasukan disiapkan dari Polrestabes, Polda, dan TNI lebih dari 2.000 personel," jelasnya.
Untuk mengantisipasi kemacetan, Arya menyatakan bahwa telah ada skenario pengaturan.
Mantan Kapolres Depok ini mengatakan, potensi kemacetan yang mungkin terjadi masih dapat dikendalikan.
Ruas jalan insya Allah masih bisa dikendalikan," tuturnya.