Hari Buruh 2025

Titik Kumpul Mahasiswa UNM saat Hari Buruh 2025, Hindari Supaya Tak Terjebak Macet

Penulis: Erlan Saputra
Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEMO HARI BURUH – Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) pernah menggelar aksi besar-besaran pada peringatan Hari Buruh tahun 2024 lalu. Menyambut May Day 2025, Mahasiswa UNM pastikan akan kembali turun ke jalan dengan jumlah massa yang diperkirakan lebih besar dari tahun sebelumnya.  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ratusan mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dipastikan akan turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day.

Peringatan Hari Buruh Internasional akan jatuh pada Kamis 1 Mei 2025 besok.

Aksi besar-besaran ini akan dipusatkan di kawasan Fly Over Jl AP Pettarani–Urip Sumoharjo, Makassar. 

Sebaiknya pengendara hindari jalan utama di Makassar jika tak mau terjebak macet.

Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM, Muhammad Syarif, menyampaikan aksi ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa terhadap perjuangan kaum buruh.

Tak hanya itu, Syarif juga menegaskan, aksi tersebut merupakan wujud penolakan terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan para pekerja dan masyarakat secara luas.

"Rencananya kita akan kumpul di Kampus Pinisi UNM, lalu longmarch menuju Fly Over Makassar. Ini aksi gabungan aliansi mahasiswa lintas fakultas," kata Syarif saat dikonfirmasi, Rabu (30/4/2025).

Meski belum menyebut angka pasti, Syarif menargetkan jumlah peserta aksi bisa melampaui capaian tahun sebelumnya yang mencapai 300 orang. 

Saat ini, BEM UNM tengah merencanakan konsolidasi internal bersama lembaga kemahasiswaan di setiap fakultas.

Hal ini guna mematangkan strategi mobilisasi massa serta merumuskan poin-poin tuntutan yang akan disuarakan dalam aksi.

Adapun isu-isu utama yang akan disuarakan dalam aksi tersebut, antara lain desakan pencabutan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law).

Lalu akan menyuarakan penolakan terhadap hasil revisi UU TNI yang telah disahkan DPR RI melalui sidang paripurna pada Kamis, 20 Maret 2025 lalu.

Menurut Syarif, hasil revisi tersebut mengandung sejumlah pasal bermasalah yang berpotensi mengancam demokrasi, supremasi sipil, dan prinsip negara hukum.

"Ada banyak alasan mengapa masyarakat harus menolak UU TNI hasil revisi ini," tuturnya.

Salah satunya adalah karena aturan ini dinilai membuka kembali ruang keterlibatan militer dalam urusan sosial-politik dan ekonomi, seperti yang pernah terjadi di era Orde Baru.

Mahasiswa menilai, kembalinya militer ke dalam ranah sipil secara aktif justru berpotensi memperkuat impunitas atau kekebalan hukum bagi anggota TNI. 

Selain itu, UU ini dinilai mengancam independensi lembaga peradilan serta melemahkan kontrol sipil terhadap institusi militer.

"Ini adalah kemunduran dalam kehidupan demokrasi. Supremasi sipil harus tetap dijaga, dan militer semestinya fokus pada fungsi pertahanan negara, bukan pada peran-peran sipil," tegas Syarif.

Penolakan terhadap revisi UU TNI telah digaungkan oleh berbagai elemen masyarakat sipil, termasuk akademisi, pegiat HAM, dan organisasi mahasiswa. 

Dalam aksi besok, mahasiswa UNM berkomitmen akan menyuarakan isu ini sebagai bagian penting dari agenda perjuangan mereka.

Selain itu, mahasiswa akan menyuarakan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan bagi para pekerja.

"Jadi tuntutan utama kita soal keadilan ketenagakerjaan. Mahasiswa harus berdiri bersama rakyat, bersama buruh. Kita juga menolak militerisasi dan UU yang membuka ruang penyalahgunaan kekuasaan," jelas Syarif.

Syarif juga mengimbau seluruh peserta aksi untuk menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi. 

Ia menegaskan aksi ini akan berlangsung damai namun tegas dalam menyuarakan aspirasi.

2.000 Gabungan Polisi-Tentara Amankan Demo Hari Buruh di Makassar Besok 1 Mei

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana yang dikonfirmasi mengatakan, untuk hari ini, lokasi unjuk rasa akan terpusat di kawasan Fly Over atau perempatan Jalan AP Pettarani-Urip Sumoharjo.

"Kegiatan kita pusatkan di fly over," kata Kombes Pol Arya Perdana.

Arya mengaku telah menyiapkan ribuan personel untuk mengawal jalannya aksi jelang dan saat May Day.

"Pasukan disiapkan dari Polrestabes, Polda, dan TNI lebih dari 2.000 personel," jelasnya.

Untuk mengantisipasi kemacetan, Arya menyatakan bahwa telah ada skenario pengaturan.

Mantan Kapolres Depok ini mengatakan, potensi kemacetan yang mungkin terjadi masih dapat dikendalikan.

Ruas jalan insya Allah masih bisa dikendalikan," tuturnya.

 

Berita Terkini