TRIBUN-TAKALAR.COM - Ketua Komisi Bidang Kesehatan DPRD Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Indar Jaya mendukung langkah Bupati Takalar Firdaus Daeng Manye menutup sementara RSUD Galesong.
"Pada dasarnya dari DPRD mendukung," katanya kepada Tribun-Timur.com, Kamis (24/4/2025).
Politikus Gerindra Takalar ini juga mendorong penyelesaian kendala administrasi kerjasama BPJS.
"Itu azas manfaat lebih diprioritaskan lagi ke depan," katanya.
Tidak adanya kerjasama dengan BPJS jadi penyebab rumah sakit ini minim pendapatan.
Indar menambahkan bahwa ke depannya Komisi III akan memanggil dinkes dan pihak terkait lainnya untuk membahas hal ini.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Takalar memutuskan menutup sementara pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Galesong.
Keputusan ini diambil setelah rumah sakit tersebut dinilai membebani keuangan daerah hingga Rp500 juta per bulan akibat tingginya biaya operasional yang tidak sebanding dengan pemasukan.
Bupati Takalar Mohammad Firdaus Daeng Manye menyampaikan keputusan tersebut saat mengunjungi RSUD Galesong yang terletak di Jalan Poros Galesong, Desa Biring Kassi, Kecamatan Galesong Utara, Rabu (23/4/2205).
Dalam kunjungan itu, Firdaus Daeng Manye bertemu jajaran manajemen, dokter, dan perawat untuk menjelaskan alasan di balik penutupan pelayanan medis di RSUD Galesong Takalar.
"Pelayanan medis di RSUD Galesong Takalar akan kami tutup sementara mulai 1 Mei 2025 untuk melakukan pembenahan standar dan pelayanan, serta mempersiapkan kerja sama dengan BPJS Kesehatan," kata Firdaus Daeng Manye.
"Namun, bagian administrasi tetap akan beroperasi untuk menyelesaikan dokumen kerja sama dengan BPJS Kesehatan," imbuhnya.
Dari evaluasi pemerintah daerah, lanjutnya, rumah sakit yang dibangun menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih dari Rp100 miliar ini hanya menerima satu hingga dua pasien per hari.
Sementara pemasukan per bulan hanya berkisar antara Rp7 juta hingga Rp10 juta.
"Rumah sakit ini, dari data yang ada, satu bulan cuma satu orang yang datang, dilayani oleh 221 perawat, dokternya 29, tapi yang datang cuma satu orang, artinya apa untung atau buntung, pasti buntung," kata Firdaus Daeng Manye.