Kerusuhan di Makassar diawali pukul 09.00 Wita di depan Kampus II Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Sebuah truk pengangkut sampah dicegat dan digulingkan di tengah jalan.
Tak hanya itu, Terminal Angkutan Darat Panaikang yang letaknya bersebelahan dengan kampus perguruan tinggi swasta itu terpaksa ditutup.
Sebelumnya di depan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) sejak pukul 08.30 Wita, ratusan mahasiswa mencegat pete-pete (angkota lokal) jurusan Daya-Makassar Mall.
Seluruh penumpang dipaksa turun, dan sopir yang tetap bersikeras membawa penumpang menjadi sasaran lemparan batu.
Sementara itu di bagian selatan kota, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin, memblokir Jl Sultan Alauddin.
Mereka kemudian membakar ban-ban bekas di tengah jalan.
Tidak satu pun pete-pete yang dibebaskan melewati bagian timur jalan tersebut.
Hingga sore hari, aksi mahasiswa IAIN masih terus berlangsung.
Tindakan serupa dilakukan pula oleh mahasiswa Universitas 45 dan IKIP Ujungpandang.
Sasaran lemparan batu bahkan bukan hanya pete-pete, tapi juga taksi, kendaraan bernomor pelat merah, dan kendaraan militer.
Selama tiga hari aksi, tercatat 15 taksi dan 11 mikrolet rusak.
Pada tengah hari sempat berlangsung pertemuan petugas dengan mahasiswa Universitas 45 Ujungpandang.
Di situ disepakati, mahasiswa harus menghentikan aksinya, sedang petugas harus meninggalkan kampus itu.
Tapi sampai pukul 14.00 Wita, mahasiswa masih melihat oknum petugas di kampusnya, sehingga mereka beraksi lagi.