Pertemuan mereka beberapa tahun lalu menjadi momen bersejarah.
Dalam banyak kesempatan, mereka tampak akrab, saling menghargai, dan bersatu dalam semangat cinta kasih.
Kiprah Nyata di Jalur Perdamaian
Keduanya tidak hanya dikenal lewat kata-kata, tapi juga aksi nyata.
Paus Fransiskus memimpin dengan rendah hati, sederhana, dan dekat dengan rakyat kecil.
Ia lantang menentang ketidakadilan, kemiskinan, perubahan iklim, hingga kekerasan atas nama agama.
Nasaruddin Umar juga aktif dalam gerakan moderasi beragama di Indonesia.
Ia menggagas program lintas iman di Masjid Istiqlal hingga diplomasi antaragama ke berbagai negara.
Di bawah kepemimpinannya, Istiqlal tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga simbol persaudaraan lintas agama.
Ia membuka ruang dialog dan kegiatan bersama dengan gereja, vihara, serta tempat ibadah lain.
Kolaborasi keduanya memberi harapan baru bagi masa depan dunia yang lebih toleran.
Saat banyak pihak menyoroti perbedaan, mereka menekankan persamaan bahwa semua agama mengajarkan cinta, kasih, dan perdamaian.
Warisan Tak Terlupakan
Kematian memang memisahkan secara fisik, namun nilai-nilai kebaikan akan terus hidup.
“Jasa Paus Fransiskus tidak bisa dilupakan. Ia adalah mercusuar moral di zaman yang sering kali kehilangan arah,” kata Nasaruddin Umar.