TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Pemimpin Tertinggi Umat Katolik, Paus Fransiskus.
Menurutnya, kepergian Paus bukan hanya kehilangan bagi umat Katolik, tapi juga pribadi yang telah menjalin hubungan erat dengannya.
“Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” ujar Nasaruddin di Jakarta, Senin (21/4/2025), sebagaimana siaran pers diterima.
Ia pun memanjatkan doa agar Paus Fransiskus mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
“Tentu doa kita semoga yang mulia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan kebajikan yang telah dilakukannya,” tambahnya.
Hubungan antara Menag Nasaruddin dan Paus Fransiskus terjalin erat, terutama sejak pertemuan mereka dalam momentum penting Deklarasi Istiqlal yang ditandatangani pada 5 September 2024.
Baca juga: Profil Paus Fransiskus Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma ke-266, Meninggal Usia 88 Tahun
Saat itu, sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin memperkenalkan masjid kebanggaan Indonesia tersebut sebagai simbol kemanusiaan universal kepada Paus Fransiskus.
“Baru saja (Paus Fransiskus) telah mengunjungi Indonesia, termasuk mengunjungi Masjid Istiqlal dan memberikan pernyataan bersama yang sangat mengglobal,” jelasnya mengatakan.
Menag juga berharap kerja sama antara Indonesia dan Vatikan yang telah dirintis semasa kepemimpinan Paus Fransiskus bisa terus dilanjutkan.
“SSemoga kerja sama kita, Indonesia dan Vatikan, serta wasiat yang telah dirintis Paus Fransiskus dapat kita tindaklanjuti sebagaimana yang telah disepakati,” ujarnya.
Kepada umat Katolik di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, Nasaruddin menyampaikan simpati dan dorongan semangat.
“Atas nama Kementerian Agama dan seluruh rakyat Indonesia, kami menyampaikan belasungkawa yang tulus dan mendalam. Semoga seluruh umat diberikan kekuatan dalam menghadapi masa duka ini,” katanya menutup.(*)