Uang Palsu UIN Alauddin

Disebut Dalang Uang Palsu, Begini Tanggapan Pengacara Annar Salahuddin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka Uang Palsu.  Annar Salahuddin Sampetoding (tengah, mengenakan baju tahanan) diserahkan ke Kejaksaan Negeri Gowa. Ia tersangka utama kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar, Selasa (15/4/2025). 

TRIBUN-GOWA.COM - Pengacara tersangka Annar Salahuddin Sampetoding, Akbar mengatakan agar tidak mengadili sebelum adanya putusan hakim berkekuatan hukum tetap.

Demikian disampaikannya usai mendampingi Annar di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Jl Andi Malombassang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Selasa (15/4/2025)

"Kita menghargai proses hukum yang ada. Tapi sesuai penyampaian klien kami Annar agar tidak mengadili sebelum adanya putusan hakim," katanya

Terkait kliennya disebut otak tersangka uang palsu, dia menilai mengaku masih heran akan hal tersebut.

Sebab menurut Akbar, mempertanyakan barang bukti apa saja yang menjadi petunjuk sehingga kliennya disangka otak tersangka.

"Kalau janggal atau tidak kami pribadi menghormati proses hukum yang ada tapi nanti pada akhirnya prsoses kabir adalah putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap," jelasnya

Sebelumnya diberitakan, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel), menerima berkas perkara dan tersangka uang palsu Annar Salahuddin Sampetoding 

Penyerahan tersebut oleh penyidik Polres Gowa ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) berlangsung di Kantor Kejari Gowa Jl Andi Malombassang, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Selasa (15/4/2025)

Kasih Pidum Kejari Gowa, Sitti Nurdaliah mengatakan peran Annar akan terungkap pada fakta persidangan nantinya.

Tetapi kata dia, dari berkas perkara dan menurut Syahruna dan beberapa bukti yang ada termasuk bukti transferan.

"Tersangka Annar mentrasfer uang beberapa kali ke Syahruna untuk membeli mesin cetak," katanya

Menurut Annar, kata Nurdaliah, mesin cetak itu diperuntukkan untuk mencetak alat peraga kampanye karena dia saat itu ingin maju di Pilgub Sulsel 2024.

"Sempat merencanakan maju calon tapi tidak jadi. Sempat dia rencanakan tapi belum masuk belum sempat jadi calon," ucapnya

"Kalau mesinnya dia akui dia (Annar) suruh Syahruna membeli mesin tapi  dalam peruntukan lain, makanya dia sangkalai mencetak uang tidak. Tapi kita lihat persidangan nanti karena ada saksi-saksi," sambungnya

Dia menyebut, Annar mentrasfer ke Syahruna beberapa kali dengan total sekira Rp 300 juta.

Halaman
12

Berita Terkini