Betapa dahsyat pertaubatan yang sungguh-sungguh (taubat nasuha), ia mampu mengganti dosa menjadi kebaikan, itu dijelaskan dalam QS. Al-Furqan: 70 (kepada mereka Allah mengganti kejahatannya dengan kebaikan..).
Orang yang puluhan tahun lalai dengan salatnya, lalu ia bertaubat dengan menyesali kealpaannya dan berkomitmen untuk tidak meninggalkannya, maka kelalaiannya diubah menjadi kebaikan sejak ia menyatakan pertaubatan.
Salah satu nama Allah adalah Al-Tawwab, artinya rahmat Allah tak terbatas dalam menerima taubat hamba-Nya. Tak terbatas oleh jumlah orang, tak terbatas oleh waktu, tak terbatas oleh jumlah dosa.
Ada riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari, ketika seorang datang kepada Rasulullah dan berkata, apakah jika saya melakukan dosa maka dicatat?, Rasul menjawab ya, jika saya bertaubat apa bisa dihapus? Jawab Rasul ya.
Bagaimana jika saya berdosa lagi, apa dicatat? Jawab Rasul ya, jika saya bertaubat, apa dihapus? Rasul menjawab ya.
Orang ini kemudian bertanya, sampai kapan itu terjadi. Rasul menjawab, “Allah tidak pernah bosan menerima taubat hamba-Nya selama hamba tidak bosan memohon taubat kepada-Nya”.
Orang yang berumur tua bertaubat menyesali dosa-dosanya adalah karunia dan rahmat Allah kepadanya, sebelum ia merasakan sakratul maut ketika semua orang yang mengalaminya ingin bertaubat, namun taubat saat itu tidak lagi diterima.
Jika orang tua bertaubat Allah senang dan gembira, apalagi jika yang bertaubat itu adalah anak muda yang masih sangat berat tantangannya tergoda dengan dosa.
Demikian sebuah potongan riwayat hadis qudsi Allah swt berfirman, “Aku cinta orang tua yang bertobat dan cintaku lebih besar pada pemuda yang bertobat.” (HR. Ahmad).