Opini A Rahman

I'tikaf dan Mata Pelajaran Berpikir

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

OPINI - A. Rahman Ketua PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Selatan periode 2007-2009

Oleh: A. Rahman

Ketua PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Sulawesi Selatan periode 2007-2009

TRIBUN-TIMUR.COM - I'tikaf merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan disepuluh terakhir Ramadhan.

Di mana seseorang harus berniat dan berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah merenung dan melaksanakan ibadah ibadah lainnya di dalam masjid. 

Masjid merupakan tempat yang suci dibangun atas dasar taqwa sehingga segala sesuatu yang ada didalamnya merupakan perwujudan dari keimanan, ketulusan dan keikhlasan karena Allah semata.

Di dalam masjid inilah situasi dan kondisi akan dipenuhi dengan dzikir mengingat Allah dan membangun sebuah perenungan yang mendalam tentang kebenaran dan kebaikan, yang tidak pernah berhenti mengalir hidayah di dalam setiap amal shaleh yang Allah perintahkan. 

Kemapuan untuk menganalisa dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa ataupun dinamika dalam amal ibadah itu sangat penting.

Supaya hamba mampu menemukan hikmah yang Allah janjikan.

Allah memberikan hikmah kepada siapapun yang dikehendakinya dan barang siapa yang mendapatkan hikmah maka sungguh ia telah memperoleh banyak kebaikan. 

I'tikaf merupakan ibadah yang disebutkan Allah di dalam Al Qur'an. Di mana manusia diberi ruang untuk berdiam diri sejenak, mendekatkan diri kepada Allah dengan menggunakan akal sehat berfikir, dan merenung tentang perjalanan hidup di dunia.

Tentu dengan tingkat kesucian jiwa yang terbangun dari kesungguhan menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Ini semua adalah petunjuk dari Allah betapa pentingnya menggunakan fikiran dan akal sehat. 

Pertanyaan besarnya adalah dari mana manusia khususnya di Indonesia belajar berpikir tentu melalui sebuah mata pelajaran berpikir.

Hampir pasti disiplin ilmu berpikir tidak diajarkan dijenjang sekolah, di mana usia anak sudah memasuki masa aktif berkembangnya akal sehat dan pikiran peserta didik.

Siswa siswi hanya diajarkan mata pelajaran yang secara otomatis akan mengaktifkan pikiran dan akal sehatnya tanpa disadari sekalipun.

Sehingga bagaimanapun sistematisnya cara berpikir dan menggunakan akal sehat mereka tidak pernah sadar sedang menggunakan pikiran dan akal sehatnya untuk sebuah kesimpulan ilmiah.

Kemampuan menganalisa sebuah masalah tidak dilakukan secara sistemic tapi sekedar menggunakan akal pikiran.

Berbeda halnya apabila mereka diajarkan pola serta sistematika berpikir yang baik, maka kebiasaan berpikir menganalisa dan mencari solusi dari sebuah permasalahan akan menjadi modal dasar dalam mengambil pelajaran dari kehidupan ini. 

Akhirnya negara sulit membangun kesadaran masyarakat karena tidak ada pemantik kesadaran berupa kemampuan berpikir yang baik dalam menjalankan aktifitas hidup berbangsa dan bernegara.

Di mana mana pembodohan, hasut menghasut termasuk doktrin ideologi bangsa lain bisa saja dengan mudahnya menjalar ke masyarakat. 

Sudah saatnya manusia berdiam diri dari hiruk pikuk kehidupan merasakan betapa kuatnya aura kebaikan yang berdinamika di dalam masjid.

Memaksimalkan jangkauan akal sehat dan menerima guyuran hidayah dari Allah subhanahu wata'ala karena i'tikaf merupakan jalan bagi hamba untuk mendekatkan diri kepada sang Khalik untuk menemukan kebenaran dalam setiap derap langkah kehidupan.

Berdiam diri mengingat Allah dan menyampaikan doa doa yang tulus ikhlas dengan memohon ampunan dari Allah akan menutup jalan kesalahan dan membuka lebar lebar jalan menuju kepada kebenaran.

Kebiasaan berdiam diri, berfikir jernih dan bertaqarrub akan membangun karakter manusia sejati, manusia yang utuh yang mengenal dirinya dan TuhanNya. Manusia yang faham tentang kedudukannya baik dihadapan Allah maupun diantara sesama manusia. 

I'tikaf akan mengaktifkan fungsi fikiran, akal sehat dan iman seseorang.

Sehingga dirinya dan wawasannya menjadi luas karena diujung ilmu pengetahuannya ada iman yang menguatkan dirinya untuk menemukan kebenaran dan pada kekuatan imannya ada guyuran hidayah ilmu pengetahuan. 

Semoga pembangunan manusia seutuhnya akan terwujud dengan diterapkannya mata pelajaran berfikir pada jenjang yang layak bagi tumbuh kembang anak didik sehingga budaya dan tradisi manusia maju akan mendorong bangsa ini menjadi bangsa yang maju

Berita Terkini