"Kita VC (Video Call) dengan orang di Palopo. Kita Anev lah tapi lewat zoom. Saya minta INAFIS buka sornya," terang Abe.
Hasil pengamatan posisi darah di sor itu, membantah dugaan bahwa Feni Ere aborsi.
"Logika sederhananya kalau memang dia keguguran, kita lihat sumber darah dari apanya. Dibukalah itu sor. Harusnya kalau keguguran sumber darahnya dari depan, ini di samping," jelasnya.
Sambil mempelajari kasus itu, Abe dan kawan-kawannya berharap dapat menemukan bukti atau petunjuk baru.
17 Juli 2024, Mobil Feni Ere Ditemukan
Sebuah mobil Honda Brio ditemukan terparkir di rumah kosong Komplek Bukit Baruga Antang.
Mobil yang dalam kondisi tak terawat baik itu, dicurigai milik Feni Ere.
Polisi pun mengamankan mobil jenis city car tersebut di Posko Resmob Polda Sulsel.
Dari temuan mobil itu, Tim Resmob Polda Sulsel mengintensifkan komunikasi penyelidikan dengan Reskrim Polres Palopo.
Hasil komunikasi dengan Polres Palopo dan keluarga korban, mobil itu diduga kuat milik Feni Ere.
"Jadi awalnya ada laporan, ini mobil sudah berlumut. Setelah dibawa ke posko, dicek, ternyata mobilnya korban," terang Abe.
Abe mengaku, sempat dihubungi sejumlah leasing atau pembiayaan untuk mengambil mobil Feni Ere tersebut.
Namun, sebagai seorang polisi yang 18 tahun bergelut di dunia reserse, Abe bersikukuh menyita mobil itu sebagai barang bukti.
"Semua orang leasing kabarika mau dia ambil itu mobil, dia bilang nda ada penyitaan pak, saya bilang nda bisa," tegas Abe.
"Saya bilang ini sekarang bukan persolan hukum, tetapi masalah kemanusiaan. Kapan hari ditemukan meninggal korban, siapa yang tanggung jawab?," lanjutnya menirukan komunikasi ke pihak leasing.