Tribun HIS

Teori Deduktif Sherlock Holmes dan Jalan Panjang Polisi Ungkap Kematian Feni Ere

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FENI ERE - Foto semasa hidup almarhum Feni Ere korban rudapaksa dan pembunuhan (kanan) dan saat Panit Resmob Polda Sulsel Ipda Abdillah Makmur dipeluk keluarga korban setelah berhasil menangkap pelaku.
FENI ERE - Foto semasa hidup almarhum Feni Ere korban rudapaksa dan pembunuhan (kanan) dan saat Panit Resmob Polda Sulsel Ipda Abdillah Makmur dipeluk keluarga korban setelah berhasil menangkap pelaku.

Mengetahui hal itu, Polres Palopo akhirnya bergegas ke rumah Feni Ere melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)

"Ke TKP, ditemukan ada beberapa titik darah plus satu sor (celana dalam) tergantung di pintu belakang, itu juga ada darahnya," kata Abe.

Baca juga: Pembunuh Feni Ere Terancam Hukuman Mati

PEMBUNUHAN FENI ERE - Ahmad Yani (baju biru) pelaku pembunuhan Feni Ere saat dibawa ke Mapolres Palopo, Jumat (21/3/2025). Pelaku tega menghabisi nyawa korban setelah merudapaksa. (TRIBUN-TIMUR.COM / ANDINI)

 

Temuan bercak darah itu, kemudian memunculkan alibi bahwa korban diduga melakukan aborsi.

Alibi itu, ditelusuri ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Palopo.

Namun tidak ditemukan jejak rekam bahwa Feni pernah dirawat di rumah sakit.

Sebulan kemudian, hilangnya Feni Ere kian menjadi misteri.

Reskrim Polres Palopo pun meminta bantuan ke Resmob Polda Sulsel untuk turun tangan.

"Satu bulan laporannya soal kehilangan, ini sudah Februari. Akhirnya minta tolong ke kami (Resmob Polda Sulsel)," cerita Abe.

"Tiga bulan kemudian, masih viral ini barang, saya pelajari terus, nda enakmi perasaanku karena saya bilang nda adami tanda-tanda ini orang," terangnya lagi.

Insting Abe yang sudah terlibat sejumlah pengungkapan kasus menonjol di Sulsel, kian terpacu.

"Barusannya ada orang saya cari tidak kudapat. Satu ji prinsipku, kalau nda kudapat matimi itu orang. Insting mi ini bicara," akunya.

Masuk Maret 2024, penyelidikan kasus hilangnya Feni kain dimassifkan.

Yaitu dengan cara kembali menganalisa temuan bercak darah pada sore korban yang ditemukan tergantung di belakang pintu kamar.

Analisa itu, sekaligus mematahkan dugaan atau alibi bahwa Feni diduga aborsi.

Halaman
1234

Berita Terkini