Namun, hingga kini belum ada kepastian mengenai jadwal pencairannya.
"Harapannya agak sedih karena ini sudah dekat Lebaran, kebutuhan banyak, biasanya ada THR buat menunjang kebutuhan sehari-hari. Katanya sih cair, tapi belum tahu kapan," keluhnya.
Kesedihan mendalam dirasakan Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRITEX), Iwan Kurniawan Lukminto (Wawan).
Dia tak banyak berkata-kata. Namun, dia mengaku terpukul dengan kondisi saat ini.
Terutama terkait dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini."Kondisi terkini sekarang menjadi hari terakhir kita berada di sini (Sritex).
Kami sangat berduka sekali karena ini adalah momentum yang historical. Dimana 58 tahun kita bisa berkarya dan sangat sedih sekali berpisah semuanya," terang Wawan.
Selain itu, ia juga menyebut akan istirahat terlebih dahulu setelah PT Sritex resmi ditutup.
"Kami akan istirahat dulu. Saya terutama akan istirahat dulu, kita nanti akan lihat nanti seperti apa,"paparnya.
Saat disinggung soal Peninjauan Kembali (PK) yang sempat diajukan beberapa waktu lalu, setelah Mahkamah Agung menolak kasasi.
Wawan mengaku belum mengirim surat PK tersebut.
"Kemarin yang diajukan PK, kita belum masukan PK kok. Jadi masih kita gantung dulu dan kita lihat situasinya," tandasnya.
Persoalan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan PT Sritex Sukoharjo sudah sampai ke telinga Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
Terkait ini, Luthfi mengaku sudah memiliki opsi. Salah satunya menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK).
Selain itu, dia juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan di Jateng untuk menampung karyawan yang di-PHK dari Sritex.
“Nanti kita vokasi. Jadi artinya kita akan siapkan BLK (Balai Latihan Kerja). Saya sudah koordinasi dengan tingkat kementerian untuk kita lakukan penanganan,” terang Ahmad Luthfi.