TRIBUN-TAKALAR.COM, TAKALAR - Peternak di Takalar, Sarifudin Daeng Ngawing (47) melaporkan satu ternaknya mati akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Warga Desa Laguruda, Kecamatan Sanrobone ini mengatakan sapinya yang berusia satu bulan mati, Minggu (27/1/2025).
Dikatakan, sapinya langsung roboh ketika hendak menyusu pada induknya.
Kondisi mulut anak sapi berliur dan berbusa.
"Kemarin kejadiannya. Saat menyusui tiba-tiba jatuh. Terus air liurnya berbusa," katanya saat ditemui, Senin (27/1/2025).
Daeng Ngawing mengatakan dirinya lambat mengetahui bahwa ternaknya telah terinfeksi PMK.
Dia menyebut tidak melihat tanda-tanda sebelumnya.
"Pada saat jatuh dan mati itu baru ketahuan," ungkapnya.
Daeng Ngawing telah melaporkan kejadian ini pada Dinas Kesehatan Hewan Takalar.
Baca juga: Wabah PMK Hantui Peternak, 773 Sapi dan Kerbau di Takalar Terjangkit
"Sudah saya laporkan, dan tiga sapi saya yang lain telah divaksin," katanya.
Berdasarkan taksiran harga sapi yang mati, Daeng Ngawing mengaku merugi Rp3 juta.
Sebelumnya diberitakan, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak merebak di Takalar.
Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Takalar mencatat sebanyak 773 kasus terjadi sampai Januari 2025.
Wabah PMK banyak menyerang sapi dan kerbau.
Dokter Hewan Dinas Peternakan Takalar, drh Mira mengatakan wabah PMK masuk ke Takalar melalui ternak yang dibeli dari daerah yang lebih dulu terkena wabah.