Maryam mengaku mengetahui persis karakter almarhum suaminya.
"Kalau pun dia anu (ada masalah), pasti dia sampaikan ke saya, ada masalah, pasti cerita sama saya," ucapnya.
Adapun kasus terakhir yang didampingi Rudi, lanjut Maryam, adalah tentang penyerobotan lahan. Kasus itu sedang bergulir di Polres Bone.
"Waktu hari Selasa (pekan lalu) jam 10 saya (sama Rudi) tinggalkan rumah ke Polres (Bone) untuk dampingi kasus penyerobotan lahan," ungkap Maryam.
Rudi saat itu menjadi pendamping hukum terlapor dalam kasus penyerobotan lahan.
Detik-detik Penembakan
Jenazah pengacara Rudi S Gani (49), yang diduga menjadi korban penembakan di Kabupaten Bone, diautopsi di Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Pantauan Tribun di lokasi, sejumlah keluarga dan kerabat almarhum berdatangan. Istri almarhum, Hj Maryam (45), juga hadir di depan ruang autopsi menunggu pemeriksaan personel Dokkes.
Wajahnya tampak sembab menangisi kepergian suami yang meninggal dengan cara tragis.
Maryam, bersedia menceritakan detik-detik dugaan penembakan terhadap suaminya, mengatakan bahwa saat kejadian, ia dan Rudi sedang berkumpul di rumah dengan sanak keluarga untuk makan bersama menyambut malam pergantian tahun.
Saat santap bersama, kata Maryam, tiba-tiba terdengar suara ledakan dan Rudi tergeletak.
"Kita sementara makan-makan sama keluarga, tiba-tiba ada suara ledakan langsung dia (Rudi) tergeletak," kata Maryam.
Maryam menyaksikan langsung tumbangnya suaminya yang berada tepat di sampingnya.
Namun, ia tidak mengetahui pasti sumber ledakan tersebut.
"Tidak ada saya lihat (orang di luar rumah) karena gelap juga, karena ada mobil terparkir di depan, jadi di belakangnya agak gelap," ujarnya.
Maryam juga mengaku tidak begitu memperhatikan suasana sekitar karena sedang makan.
"Tidak ada kita perhatikan karena sementara makan," ucapnya.
Saat suaminya terjatuh, Maryam sempat menduga bahwa korban mengalami pecah pembuluh darah.
"(Awalnya) saya belum lihat luka, pemikiran saya itu pecah pembuluh darah, karena ada darah keluar," terang Maryam.
"Saya periksa ternyata tidak, saya bersihkan (darahnya), ternyata ada memar di samping hidung," tambahnya.
Maryam baru sadar suaminya menjadi korban penembakan setelah dibawa ke puskesmas dan diperiksa polisi.
"Baru saya tahu waktu ada polisi bilang di puskesmas bahwa ini ditembaki, ditembak," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, Rudi S Gani, saat tengah menantikan malam pergantian tahun bersama keluarga di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Selasa (31/12/2024) pukul 22.30 Wita, ditembak oleh orang tak dikenal.
Menurut informasi yang dihimpun, Rudi menghembuskan nafas terakhir setelah ditembak dengan dua peluru bersarang di wajah dan dadanya.
"Korban ditembak pelaku saat sementara berada di rumah istrinya," ungkap saksi, Abdul.
Ia mengungkapkan bahwa saat kejadian, korban tengah makan malam bersama keluarga untuk menyambut malam pergantian tahun.
"Makan-makan sama keluarga, tiba-tiba ada ledakan dan korban terbaring serta mengeluarkan darah," bebernya.
Belum diketahui apa motif kasus ini.
Jajaran kepolisian Resort Bone yang dikonfirmasi mengungkapkan pihaknya masih dalam proses penyelidikan.
Sementara itu, identitas pelaku masih dalam lidik. Pihak kerabat dan keluarga korban masih dimintai keterangan.
Hasil autopsi mengungkap pengacara Rudi S Gani tewas akibat penembakan. Peluru bersarang di leher, kasus masih dalam penyelidikan oleh Polda Sulsel.
Proses autopsi mengungkapkan bahwa pengacara Rudi S Gani tewas akibat tembakan yang bersarang di tulang leher. Tim Labfor masih melanjutkan penyelidikan. (*)