BPBD: Waspada, Potensi Banjir Makassar Tahun 2025 Lebih Besar

Penulis: Siti Aminah
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin menyebut, potensi bencana banjir pada 2025 mendatang akan lebih besar. 

Untuk itu masyarakat diminta untuk tetap waspada, melakukan mitigasi dini untuk menghadapi potensi bencana yang akan terjadi. 

Achmad Hendra menjelaskan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, bahwa puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari mendatang. 

"Potensi banjir tahun depan sangat besar, bukan menakutkan-nakutkan tapi waspada," ucap Achmad Hendra Hakamuddin, Selasa (31/12/2024). 

Achmad Hendra menyampaikan, selama Desember ini, Makassar dua kali diterjang bencana banjir.

Banjir yang terjadi saat itu diharapkan menjadi pelajaran dan evaluasi untuk bekerja lebih giat dan semangat lagi.

"Kita ingat tahun lalu Januari hampir 1 minggu tidak berhenti, kami yakin semangat teman-teman tetap terjaga," ujarnya. 

Personel BPBD tidak hanya berjibaku di lapangan, tetapi dalam pengumpulan data tidak kalah terkuras energinya. 

Disisi lain, secara medis Dinas Kesehatan juga memberikan support vitamin sehingga mereka bisa tetap terjaga staminanya. 

"Evaluasi penyajian data cukup representatif, tim di lapangan juga sudah mampu berkoordinasi dengan baik dengan instansi lain, TNI, Bhabinsa, dan mitra lainnya," paparnya. 

Dari segi kesiapan peralatan evakuasi, meski masih kurang, tetapi BPBD memaksimalkan alat yang ada untuk melakukan evakuasi. 

Setidaknya, BPBD telah memetakan empat kecamatan yang menjadi rawan banjir. 

Ialah Kecamatan Biringkanaya, Manggala, Panakkukang dan Tamalanrea.

Pihaknya juga telah menyiapkan strategi jika banjir meluas hingga ke kecamatan lainnya.

Disisi lain, Achmad Hendra mengapresiasi tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri. 

Setidaknya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan ke masyarakat sampai ke mereka untuk melakukan tahapan mitigasi maupun evakuasi secara mendiri saat menghadapi bencana banjir. 

"Tingkat kesadaran masyarakat lebih aware, artinya sosialisasi kita masuk ke mereka, saling mengingatkan ke tingkat masyarakat sehingga tingkat evakuasi masyarakat mandiri bisa berjalan dan evakuasi tim cukup teratur," tutupnya.

Dua Kali Terendam Banjir Selama Desember

Sudah dua kali Makassar terendam banjir selama memasuki musim penghujan. 

Banjir mulai menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Manggala dan Biringkanaya mulai 10 Desember lalu.

Blok 8 dan 10 Kelurahan Manggala dan Perumahan Kodam 3 di Biringkanaya menjadi langganan. 

Akibat cuaca yang ekstrem, banjir meluas hingga ke 11 kecamatan pada 15 Desember. 

Antara lain Kecamatan Manggala, Panakkukang, Biringkanaya, Tamalanrea, Tallo, Makassar, Ujung Pandang, Wajo, Ujung Tanah, Rappocini dan Mamajang. 

Akibatnya, warga harus dievakuasi ke tempat pengungsian hingga kondisi kembali normal. 

Belum cukup sepekan sisa-sisa banjir mengering, air kembali meluap pada Jumat (20/12/2024) lalu.  

Bahkan beberapa pengungsi di Kecamatan Manggala belum sempat kembali ke rumah masing-masing, mereka terpaksa melanjutkan masa evakuasinya akibat cuaca ekstrem yang melanda. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memang telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada periode 18-22 Desember. 

Meski hanya merendam empat kecamatan (Manggala, Biringkanaya, Panakkukang, Tamalanrea) namun kondisi banjir pada waktu itu cukup parah. 

Bahkan ketinggian banjir mencapai atap rumah warga di Blok 8 dan 10 Manggala. 2.500 lebih warga dari empat kecamatan yang mengungsi akibat banjir tersebut. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan, Tim Kami Cepat BPBD telah melaporkan bahwa pengungsi banjir sudah nihil sejak Sabtu (28/12/2024) kemarin

"Alhmdulillah per Sabtu kemarin, sudah tidak ada lagi pengungsi. Artinya banjir sudah betul-betul surut," ucap Achmad Hendra Hakamuddin, Minggu (29/12/2024). 

Masyarakat sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa-sisa banjir yang telah menggenangi kediaman mereka. 

Beberapa personel, termasuk Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Makassar juga membantu masyarakat melakukan pembersihan. 

Achmad Hendra menambahkan, informasi dari BMKG secara keseluruhan, hujan akan semakin meningkat di akhir akhir tahun ini, puncaknya di Januari dan kemungkinan akan berakhir di Maret. 

Untuk itu, ia mengimbau untuk warga Makassar apalagi yang bermukim di wilayah peta rawan banjir harus waspada. 

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Makassar Danny Pomanto menyampaikan, salah satu pemicu banjir ialah banyaknya bangunan-bangunan perumahan yang berdiri di tempat penyerapan air. 

Misalnya blok 8 dan 10 Antang Kacamata Manggala, dan kawasan-kawasan perumahan yang ada di wilayah Biringkanaya dan Tamalanrea. 

Salah satu solusi untuk mengatasi banjir kata Danny ialah merevisi tata ruang di wilayah tersebut. 

Misalnya mengkonsolidasi lahan atau pemukiman rawan banjir kembali ke fungsinya, yaitu sebagai tempat penyerapan air.

"Tapi kan belum pernah ada skema seperti itu, keuangannya yang berat, kalau di luar negeri ada, harus konsolidasi lahan namanya, jadi ditukar di tempat lain yang lebih tertata, kemudian yang lahan itu kembalikan sebagai tempat air," ulasnya. 

Hanya saja solusi itu kata Danny tidak mudah, selain keterbatasan lahan, pemerintah juga terbatas dari segi anggaran. 

Mestinya, masalah ini juga turut menjadi tanggung jawab pengembang, atau paling tidak membantu Pemkot Makassar menyelesaikan persoalan banjir.(*)

Berita Terkini