TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun mencetak uang palsu.
Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sangat mirip dengan uang asli produk Bank Indonesia.
Oleh karena itu, kata Yudhi, Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun lebih mengedar uang palsu di wilayah Makassar.
"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," kata Irjen Yudhiawan Wibisono.
Irjen Yudhiawan Wibisono melanjutkan, bagi masyarakat awam mudah terkecoh dengan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim.
"Memang hampir sempurna kemarin waktu press rilis pakai sinar ultraviolet itu ada tanda air, kalau masyarakat awam mungkin mengira wah ini uang beneran, padahal itu uang palsu," ujar Irjen Yudhiawan Wibisono.
Polda Sulsel turun memback up Polres Gowa mengusut tuntas kasus uang palsu produksi Perpustakaan UIN Alauddin Makassar itu.
Sponsor Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin Seharga Rp600 Juta
Terungkap otak dan sponsor pabrik uang palsu seharga Rp600 juta di kampus UIN Alauddin Makassar.
Sponsor mesin pabrik uang palsu itu bukan dosen UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim.
Ternyata mesin pabrik uang palsu itu disponsori oleh pengusaha Andi Salahuddin Sampetoding (ASS).
Andi Salahuddin Sampetoding pulalah yang memberi ide kepada Andi Ibrahim untuk mencetak uang palsu.
Padahal Andi Ibrahim sejatinya sudah mapan dan sejahtera sebagai dosen PNS Kementerian Agama.
Andi Ibrahim punya gaji per bulan senilai Rp10 juta sebagai dosen PNS Kemenag.
Namun Andi Ibrahim tergiur dengan pabrik uang palsu.