Banjir di Barru juga sempat memutus Jalan Trans Sulawesi.
"Jalur Barru-Parepare-Soppeng tidak bisa dilalui karena ketinggian air sekitar 50 hingga 60 cm," kata kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Barru, Haeruddin.
Di Kecamatan Camba, Cenrana, dan Mallawa Maros, Kabupaten Maros pun demikian.
"Di Kabupaten Maros itu juga memustuskan jalan," ujar Amson.
Jalan Poros Maros-Bone di Tompoladang, Kecamatan Mallawa sempat terputus akibat longsor.
Banjir di Maros diduga berasal dari luapan air sungai akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir.
"Airnya semakin tinggi, saya rasa ini banjir kiriman dari sungai. Karena daerah kami terletak dipertemuan antara Sungai Cenrana dan Sungai Walanae," kata Kepala Desa Cenrana, Andi Syafruddin.
Ia menjelaskan sejak Sabtu pagi air mulai naik dan tidak lama kemudian sudah masuk ke dalam rumah.
"Airnya sangat tinggi, sudah mencapai dada orang dewasa di dalam rumah. Semua barang-barang saya terendam, termasuk kulkas dan perabotan lainnya," katanya.
Banjir terparah
Syafruddin mengungkapkan bahwa ini pertama kalinya dirinya mengalami banjir setinggi ini, setelah lebih dari 4 dekade tinggal di Desa Cenrana.
"Saya sudah 43 tahun tinggal di sini, baru sekarang saya mengalami banjir yang masuk ke dalam rumah hingga setinggi dada orang dewasa. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," jelasnya.
Meskipun desa tersebut sering di landa banjir, namun airnya hanya menggenangi bagian depan rumah.
Berbeda dengan banjir kali ini, airnya sampai masuk ke dalam rumah.
Berdasarkan laporan sementara, sekitar 50 kepala keluarga (KK) Desa Cenrana terendam banjir.