"Di sini ada 50 KK yang terdampak, sementara untuk daerah pegunungan saya belum mendapat laporan pasti karena air terus bergerak," ujar Syafruddin.
Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum ikut terendam banjir, seperti Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan masjid yang terdapat di wilayah tersebut.
Di Bone, banjir dan longsor terjadi di Ere Cinnong dan Langi, Kecamatan Bontocani.
Sementara, di Soppeng ada rumah hanyut disapu banjir.
Warga hilang
Banjir di Soppeng terjadi di 17 desa/kelurahan di 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Lalabata, Donri Donri, Ganra, Liliriaja, Marioriwawo, Lilirilau, dan Kecamatan Marioriawa.
"Satu rumah hanyut, sementara 10 rumah lainnya terdampak longsor, dan satu orang dinyatakan hilang dan belum ditemukan karena tertimbun longsor," kata Kepala BPBD Soppeng Shahrani.
Sementara, Amson juga melaporkan kerusakan jembatan akibat banjir, khusus Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone.
Jembatan gantung di Kabupaten Bone yang menghubungkan Desa Soga dan Desa Mariorilau hanyut terbawa arus.
Sementara, Jembatan Benjung Jupang di Desa Pallawa, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, terputus akibat diterjang banjir.
BPBD Sulsel telah menyiagakan bantuan logistik dan paket keluarga sebagai bufferstok di setiap kabupaten/kota.
Hal tersebut mengingat bahwa bencana akibat cuaca ekstrem terjadi setiap tahun.
"Jauh sebelumnya, kami sudah menginstruksikan seluruh BPBD kabupaten dan kota di Sulsel untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi," ujar Amson.(*)