TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Makassar menggelar kegiatan Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2024 (World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) 2024 di Makassar,18-24 November beberapa waktu lalu.
Ketua PAMKI Makassar dr Lisa Tenriesa M, M.MedSc., Sp.MK berterima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah mensukseskan acara tersebut.
PAMKI Makassar menggelar banyak kegiatan untuk sosialisasi Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2024.
Di antaranya quiz antimikroba antar residen se-Indonesia, dengarkan podcast AMR Awareness, dan partisipasi dalam skrining MRSA di rumah sakit dan puskesmas.
Temanya Mari bersama-sama tingkatkan kesadaran akan resistensi antimikroba dan pentingnya cuci tangan!.
Sejumlah kegiatan digelar di antaranya Penyuluhan kesehatan tentang Penggunaan Antimikroba Secara Bijak dalam acara “Bicarata” di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassardan Pelatihan Teknik Pengambilan Spesimen Screening MRSA dan deteksi MRSA bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Tamalanrea, 18 November 2024.
Podcast Bijak Menggunakan Antibiotik di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar. Podcast dirangkaikan Quiz Daring seputar antimikroba, diikuti residen Mikrobiologi Klinik dan dokter umum dari seluruh Indonesia, 19 November 2024.
Kampanye Cuci Tangan di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin dan Podcast Obrol Sehat bertema Bijak Menggunakan Antibiotik pada 21 November.
"Terima kasih kepada PAMKI Cabang Makassar, Prodi Mikrobiologi Klinik FK Unhas, serta seluruh panitia, peserta, dan pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk para sponsor yang telah membantu kesuksesan kegiatan ini. Bersama, mari tingkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan antimikroba secara bijak demi kesehatan masyarakat yang lebih baik!," kata dr Lisa.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarkan PAMKI mengingat semakin meningkatnya kasus resistensi antimikroba, dan sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk berperan serta didalamnya,” kata Ketua PAMKI Makassar dr Lisa Tenriesa M, M.MedSc., Sp.MK.
Resistansi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR) adalah suatu keadaan dimana mikroorganisme mampu untuk bertahan pada dosis terapi senyawa antimikroba, sehingga mikroorganisme tersebut masih mampu berkembang, mengurangi keampuhan obat, meningkatkan risiko penyebaran penyakit, memperparah, dan menyebabkan kematian dalam tindakan pengobatan pada manusia, hewan, ikan, dan tumbuhan.
Pada tahun 2019, diperkirakan hampir 5 juta kematian dikaitkan dengan AMR, termasuk 1.27 juta kematian terindikasi AMR.
Resistansi antimikroba di Indonesia berpotensi mempengaruhi pencapaian target pembangunan nasional di bidang kesehatan, termasuk isu yang mengancam peningkatan akses pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu.
Berdasarkan data di Indonesia bahwa kejadian resistansi yang terjadi adalah tuberkulosis resistansi obat yang terus meningkat dengan angka kematian 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan kasus tuberkulosis sensitif obat.
Resistensi obat juga terjadi kepada hewan yaitu ayam, babi, dan sapi yang membutuhkan pengawasan.