TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustikan Ilham (MULIA) mencium adanya upaya intervensi politik oleh aparat dalam Pilwali Makassar 2024.
Hal tersebut ditegaskan dalam kampanye dialogis di Jl Janggo Paropo, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Jumat (15/11/2024) sore.
Aliyah, mantan anggota DPR RI dua periode itu mengingatkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, dan pilkada harus bebas dari pengaruh luar, khususnya dari aparat yang seharusnya netral.
Aliyah kemudian menyampaikan terkait putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan permohonan nomor 136/PUU-XXII/2024.
Dalam keputusan tersebut, MK memutuskan untuk memasukkan frasa TNI/Polri dan pejabat daerah dalam Pasal 188 Undang-Undang Pilkada Nomor 1 Tahun 2015.
Dengan demikian, anggota TNI-Polri yang terlibat dalam upaya intervensi politik untuk mendukung salah satu pasangan calon kepala daerah dalam Pilkada kini dapat dikenakan sanksi pidana penjara.
Pasal 188 UU 1/2015 sendiri mengatur sanksi bagi pejabat negara, aparatur sipil negara, kepala desa, atau lurah yang sengaja melanggar ketentuan Pasal 71, dengan ancaman pidana penjara dan denda.
Baca juga: Ketua Tim Appi-Aliyah: Serangan Negatif Tak Punya Tempat di Makassar, Pemilih Sudah Cerdas
"Saya mau Ingatkan, sudah keluarnya putusan MK per kemarin. Tidak ada lagi cawe-cawe, mulai aparat, pejabat, dan perangkat terkait daripada Pilkada. Lawan (jika ada) aparat yang cawe-cawe," kata Aliyah.
Ditegaskan, siapapun yang terlibat dalam intervensi politik, terutama aparat harus dilawan.
Ia bahkan mengajak masyarakat untuk melaporkan jika ada oknum aparat yang melakukan tindakan tersebut.
"Jika ada aparat yang meminta dukungan ke pasangan tertentu, kami minta untuk foto dan viralkan," tegasnya.
Sebagai bagian dari pasangan calon nomor urut satu, Aliyah mengajak semua pendukung untuk tetap fokus pada visi dan misi pasangan MULIA.
Yang paling penting adalah datang ke TPS memilih Appi-Aliyah pada tanggal 27 November 2024.
"Olehnya, pada tanggal 27 November 2024, ada empat pasangan calon. Tidak usah repot-repot, cukup pilih satu. Sebab, kalau kita pilih nomor dua, batal. Pilih nomor tiga, gagal; empat hangus. Jadi, cukup saja pilih satu, jangan banyak, karena batal," tutupnya.
IAS: Serangan Negatif Tak Punya Tempat di Makassar
Jelang pencoblosan Pilwali Makassar 2024, serangan kampanye negatif atau black campaign semakin marak di media sosial.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Pemenangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA), Ilham Arief Sirajuddin (IAS) saat kampanye dialogis di Jl Janggo Paropo, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Jumat (15/11/2024) sore.
"Beberapa hari ini, saya pantau di media sosial banyak serangan-serangan menjatuhkan, baik menyerang paslon MULIA maupun saya," kata IAS.
Kendati demikian, serangan tersebut dianggap tidak akan mempengaruhi masyarakat Makassar yang semakin cerdas dalam memilih pemimpin.
IAS mengatakan, serangan negatif terhadap Appi-Aliyah tidak akan berhasil, karena masyarakat Makassar lebih mengutamakan rekam jejak dan visi-misi yang jelas.
"Masyarakat di Kota Makassar ini adalah masyarakat yang cerdas tidak akan terpengaruh dengan cara-cara seperti itu," jelasnya.
Politisi Partai Golkar itu melanjutkan, serangan-serangan yang dilancarkan oleh pihak lawan justru semakin memperlihatkan ketidakmampuan mereka dalam menghadirkan visi yang baik untuk Makassar.
Untuk itu, IAS mengingatkan pendukung untuk tetap menjaga semangat positif dan fokus pada tujuan untuk memenangkan Appi-Aliyah.
Terlebih pasangan nomor urut 1 itu dinilai memiliki pengalaman dan komitmen untuk kesejahteraan rakyat Makassar.
"Kita akan terus bekerja keras untuk memastikan kemenangan pasangan MULIA pada 27 November 2024. Ingat, tidak ada tempat untuk serangan negatif di Makassar," tegas IAS.
Di akhir kampanye, Ilham menegaskan pentingnya hadir di TPS pada hari pencoblosan untuk memastikan pasangan MULIA meraih kemenangan.
"Oleh karena itu saya perlu Ingatkan, tidak ada gunanya kita hadir disini kalau nanti tanggal 27 November 2024, kita tidak hadir ke TPS untuk mencoblos nomor urut satu," tandasnya.(*)