Sebelum meninggalkan kelas, anak sulung Mantan Presiden Joko Widodo itu sempat salah fokus pada jam dinding di dalam kelas.
Jam diding masih menunjukkan pukul 09.48 Wita, padahal seharusnya pukul 11.00 Wita.
"Eh jamnya mati," kata Gibran.
Kemudian, dia kembali berkeliling ruang kelas.
Kunjungan Gibran ditutup dengan foto bersama dengan guru dan juga siswa SD Inpres 103 Hasanuddin.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Andi Iqbal Najamuddin Aminullah mengatakan total ada 800 paket makan siang yang dibagikan dalam kesempatan ini.
Jumlah paket makan siang disesuaikan dengan jumlah siswa.
Paket makan siang ini telah diukur dan ada takaran nilai gizinya.
“Kandungan karbohidratnya berapa, protein berapa dan lemaknya berapa semuanya sudah oleh tim gizi dari Dinas Kesehatan,” sebutnya.
Ia menjelaskan nilai satu paket makan siang ini senilai Rp15 ribu.
“Arahan dari pusat bahwa nilai makanan itu Rp15 ribu, jadi kita usahakan,” sebutnya.
Ia pun menjelaskan saat ini pihaknya masih menunggu kebijakan dan petunjuk teknis terkait mekanisme dari program makan siang ini.
“Juknis belum ada, namun mekanisme anggaran dan pemberiannya yang mengelola siapa masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat,” tuturnya.
Meski begitu, ia memastikan bahan baku yang digunakan pada paket makanan ini akan menggunakan bahan lokal yang ada di daerah Sulsel.
“Bahan baku dan komponen menu ini ada di daerah, seperti ayam, tahu, nasi dan sayur-sayuran dan buah-buahannya semuanya ada di daerah,” sebutnya.