Pilkada Takalar

Jadi Polemik Pasca Debat, Sesi Wakil Bupati Takalar Perlu Dihapus? Ini Kata KPU

Penulis: Makmur
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Dua calon wakil bupati Takalar, Hengky Yasin (kanan) dan Natsir Ibrahim (kiri)

TRIBUN-TAKALAR.COM - Pasca debat pertama Pilkada Takalar Sulsel pada 25 Oktober 2024, muncul polemik terkait sesi debat wakil bupati. 

Pasangan nomor urut 2 diketahui memprotes sesi tersebut dan mengusulkan agar di debat kedua dihilangkan. 

Usulan ini disampaikan Ketua DPD Gelora Takalar, Jusalim Sammak, dalam rakor evaluasi debat pertama di kantor KPU Takalar, 31 Oktober 2024.

Jusalim menjelaskan bahwa informasi tersebut keliru. 

"Jadi calon bupati dan wakil bupati punya kesempatan yang sama menjawab dan memberikan pertanyaan kepada bupati dan wakil bupati paslon lain, tidak dipisah," katanya saat dihubungi melalui WhatsApp, Sabtu (2/11/2024).

Di sisi lain, pasangan Daeng Manye - Hengky menilai debat wakil bupati sangat penting. 

Ketua Tim Pemenangan paslon nomor urut 1 Burhanuddin Baharuddin, mengatakan, debat wakil bupati adalah sarana menguji gagasan calon. 

“Jangan sampai kita punya calon wakil bupati yang memiliki wawasan yang kurang sehingga tidak bisa mengikuti perkembangan zaman," ungkapnya melalui pesan WhatsApp.

Polemik ini semakin memanas di media sosial.

Di mana pendukung kedua paslon saling berargumen mengenai pentingnya atau tidaknya debat wakil bupati. 

Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Takalar, Muhammad Nadir, menjelaskan bahwa desain acara debat pertama adalah hasil rumusan badan perumus dan panelis. 

Ia menambahkan bahwa saran dan masukan akan disampaikan ke badan perumus untuk debat kedua. 

"KPU hanya menjalankan hasil rumusan badan perumus dan panelis debat," katanya saat ditemui di kantor KPU Takalar, Sabtu (2/11/2024).

Tahapan Pilkada 2024

Persiapan

Halaman
12

Berita Terkini