Catatan Egy Massadiah,
Jurnalis senior, Tenaga Ahli BNPB 2019-2021, dan aktif di teater
TRIBUN-TIMUR.COM - Syahdan, ketika Presiden Prabowo menginisiasi kegiatan retreat bagi para pembantunya di Akmil Magelang, 25 – 27 Oktober 2024, AM Putranto (AMP) pun bernostalgia.
Kembali ke akademi Lembah Tidar yang meluluskannya menjadi bhayangkari negara, menyeretnya ke memori masa lalu.
Begitu banyak serpihan kenangan yang berseliweran di benak pria kelahiran Jember, 26 Februari 1964 yang pernah menjabat Dankodiklatad (2018 – 2022).
Salah satunya adalah “kenangan kakak” asuh yang telah berpulang ke rahmatullah: Doni Monardo.
Jenderal yang dikenal sebagai “profesor pohon” itu wafat 3 Desember 2023 karena sakit.
Alhasil, sepulang dari Magelang tanggal 27 Oktober, esok paginya, 28 Oktober, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Letjen AM Putranto menjadikan ziarah kubur ke pusara Doni Monardo sebagai kegiatan pertamanya.
Pagi pukul 07.30, AMP bertolak dari Wisma Kemhan di Jl. Matraman Raya menuju Taman Makam Pahlawan, Kalibata.
Setiba di TMP Kalibata, AMP langsung menuju nisan Doni Monardo di Blok Z nomor 474.
Ia tampak membawa bunga tabur. Raut wajahnya datar.
Tak ada sunggingan senyum. Kelopak mata sembab.
Kiranya, hati dan pikirannya dibalut kenangan tebal antara dia dan almarhum.
Bersimpuh di sisi kanan nisan.
Pelan dan khidmat ia menaburkan bunga harum di atas pusara Doni Monardo.